keunggulan Wahabi Indonesia
Kenapa Wahabi itu sangat pesat dan bisa gampang menyebar?
Sebagian orang mempunyai pertanyaan begitu dan meragukan kesesatan wahabi karna sangat gampang masuk dan menyebar di indonesia.
sebenarnya selain pertanyaan diatas masih banyak pertanyaan pertanyaan yang lain yang timbul di sebagian orang mengenai keunggulan wahabi,terutama pesatnya wahabi atau faham wahabi di indonesia,namun pertanyaan pertanyaan diatas tidak menjadi dalil dan tidak bisa membuktikan bahwa wahabi itu tidak sesat.
pertama mari kita bahas pertanyaan kenapa wahabi sangat pesat di indonesia?
Wahabi sangat pesat di indonesia karna banyak faktor.
1. Wahabi masuk ke indonesia bukan baru satu tahun,dua tahun atau lima tahun,tapi sudah berpuluh puluh tahun yang lalu.
Mulai zaman pak soeharto wahabi memang sudah ada di indonesi,namun pada waktu itu wahabi masih tidak separah sekarang,mereka berjuang dengan langkah yang sangat hati hati dan terkordinir dengan baik.
mereka juga berbaur ditengah tengah kaum aswaja untuk mempersiapkan perjuangan penyebaran faham wahabi mereka.
mereka juga membuat organisasi untuk menunjang penyebaran dan pengkokohan kelompok mereka.
Muhammadiyah,adalah organisasi wahabi indonesia yang bisa dikatakan aliran wahabi yang paling halus,namun sehalus halusnya aliran wahabi pastinya bukan rahmatan lil'alamin.
makanya paada zaman sekarang sudah mulai tampak,bahwa orang orang muhammadiyah mulai berlagak menyerang dan mencaci maki warga NU yang melakukan mawlid,tahlil,ziarah kubur dan lainnya dimuka umum dan dengan terang terangan serta dengan kalimat yang sangat kasar,yang sudah kita ketahui bersama bahwa dakwah seperti itu bukanlah dakwah yang diajarkan rasulullah saw.
Bagi anda orang nahdliyin yang hidup bertetangga dengan banyak orang muhammadiyah pastinya sudah tidak perlu menanyakan bukti kebenaran pernyataan saya di atas,namun bagi anda Warga NU yang tidak bertetangga dengan warga muhammadiyah pastinya masih membutuhkan bukti.
dalam hal ini saya cuma menyarankan agar anda mencari tahu sendiri saja kepada sanak saudara atau teman anda yang kebetulan hidup bersama dengan warga muhammadiyah,karna saya tidak ingin tulisan saya hanya berkesan fitnah.
Namun anda juga harus melihat halnya/keadaannya,karna biasanya di beberapa daerah warga muhammadiyah tidak bertindak keras kepada warga nahdliyin,di antaranya kebanyakan warga muhammadiyah yang ada di jawa timur,khususnya pasuruan,probolinggo,besuki,situbondo dan sekitarnya.
namun di sebagian dalam daerah yang saya sebut diatas ada juga yang melakukan kekerasan kepada warga nahdliyin,menghardik dan menghina kenyakinan warga nahdliyin,seperti yang sering terjadi di daerah pesisir probolinggo.
saya sempat mengetahui hal itu pas dengan mata kepala dan telinga saya sendiri.
ini hanyalah sedikit bukti mengenai kekuatan wahabi di indonesi,dan hal ini akan saya sambung terus,sekaligus postingan saya (Keunggulan Wahabi Indonesia) ini akan saya jadikan berita khusus buat anda para warga nahdliyin untuk antisipasi dan mencari solusi yang baik,demi terciptanya kehidupan islam ahlus sunnah wal jama'ah yang baik,sehat dan jauh dari huru hara dan kekerasan.
KITAB REKAYASA WAHABI
بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على سيدنا محمد رسول الله وعلى اله وجميع انبياءالله
BISMILLAHI WAL HAMDULILLAHI WASH SHALATU WAS SALAMU 'ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN RASULILLAH WA 'ALA ALIHI WA JAMI'I ANBIYAILLAH.
Dakwah Salafy Wahaby walaupun kita sering bertanya, Kenapa Marah Di Sebut Wahaby ? yang sulit di terima oleh dunia Islam, kecuali hanya sebagian kecil orang awam, sehingga menghalalkan segala cara demi sebuah faham yang mereka anggap benar, dakwahnya yang lebih pantas di sebut dengan fitnah terhadap Islam, Al-Quran, Hadits dan para Ulama Islam.
Karena setiap sisi syari’at Islam yang tidak sepaham dengan pemahaman mereka selalu ada cerita dusta dan fitnah terhadap Ulama, baik Salaf atau Khalaf, ketidaksiapan mereka dalam menyikapi perbedaan atau dengan kata yang lebih jelas WAHABY / SALAFY TIDAK MAMPU MENERIMA PERBEDAAN dan tidak cukup nya pendukung dakwah mereka, hingga memaksa mereka memutarbalikkan fakta dengan cerita dusta terhadap para pakar Ulama Islam separti Imam Mazhab empat, Syaikh Abdul Qadir Al-Jiilani, Ibnu Katsir, Imam Baihaqqi, Imam Asy’ari, Imam Nawawi, Ibnu Hajar al-Ashqalani, Shalahuddin al-Ayyubi dan masih banyak lagi, semoga Allah selalu menjaga Para Ulama Islam dari bermacam fitnah Wahaby.
Adapun yang ingin kami sampaikan di sini adalah cerita dusta terhadap Imam Nawawi yang bernama lengkap Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Marri asy-Syafi’i al-Asy’ari an-Nawawi, ada dua fitnah Wahabi terhadap Imam Nawawi yang saling bertolak-belakang, yaitu tuduhan sesat dan tuduhan taubat. Dan sudah banyak yang Membongkar Kitab Rekayasa Wahabi Yang Dinisbahkan Kepada Imam Nawawi Pengarang Kitab Riyadhus Shalihin ini.
1. Tuduhan sesat yang masyhur adalah mengenai kitab adzkar, dan tuduhan yang dilakukan oleh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam kitab nya Liqa’ al-Bab al-Maftuh bahwa Imam Nawawi bukan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, tuduhan ini memang sudah lumrah, karena setiap yang tidak sama dengan mereka pasti dituduh sesat, lebih lagi karena Imam Nawawi adalah seorang Ulama Sufi dan beraqidah Asy’ari, fitnah ini telah dilemparkan oleh Wahabi terhadap semua Ulama Sufi dan beraqidah Asy’ari atau Maturidi, semua di cap sebagai ahlu bid’ah sesat, semoga Allah menolong semua penolong Islam.
2. Tuduhan bahwa Imam Nawawi telah bertaubat dari aqidah Asy’ari ke aqidah Salafy Wahaby, bukan Salafy murni, karena tidak ada takfiri antara Salaf dan Khalaf, fitnah ini bersumber dari sebuah rekayasa pembenci Imam Nawawi lewat lembaran-lembaran kitab rekayasa yang dinisbahkan kepada Imam Nawawi yang katanya “beliau sempat bertaubat dari aqidah Asy’ari dan kembali ke aqidah Salaf kira-kira dua bulan sebelum beliau wafat, dan sempat menulis kitab tentang aqidah Ulama Salaf serta mencela Asya’irah.
Akan tetapi kitabnya hilang dan yang tersisa hanya satu Juzuk/Jilid yang membahas tentang -KALAMULLAH HURUF dan SUARA-” sehingga jilid itu disebut “جزء الحروف والأصوات” -JUZK HURUF WAL ASHWAT- atau -JUZK FIL HURUF WAL ASHWAT- atau جزء فيه ذكر اعتقاد السلف في الحروف و الأصوات -JUZK FI HI DZIKRU I’TIQAD SALAF FIL HURUF WAL ASHWAT- dan kitab rekayasa itu di tahqik oleh pentahkiq Wahabi yaitu Abu Fadhl Ahmad Ibnu Ali ad-Dimyati, agar penyamaran itu sempurna dan terkesan benar adanya, serta menumbuhkan keragu-raguan pada pengikut Ahlu Sunnah Waljama’ah yang beraqidah Asy’ari, Na’uzubillah min dzalik.
SEKILAS TENTANG KITAB REKAYASA [JUZK FIL HURUF WAL ASHWAT] YANG DINISBAHKAN KEPADA IMAM NAWAWI
Kitab rekayasa tersebut dibuat seolah-olah Imam Nawawi menulis ringkasan [ikhtishar] dari dua kitab berbeda yakni kitab GHAYATUL MARAM FI MAS-ALATIL KALAM ” غاية المرام في مسألة الكلام” katanya itu kitab Syaikh Fakhruddin Abu Abbas Ahmad Ibn Hasan Ibn Utsman al-Armawi asy-Syafi’i, dan dari kitabnya Imam Nawawi sendiri yakni kitab at-TIBYAN FI ADABI HAMLATIL QURAN “التبيان في آداب حملة القرآن” sehinggah kitab kebohongan itu terdiri dari dua bagian, dan insyaallah akan kami jelaskan nanti mana yang dari kitab GHAYATUL MARAM dan mana yang dari at-TIBYAN.
Kitab kebohongan tersebut terdiri dari Muqaddimah dan 18 [delapan belas] pasal, yaitu:
PASAL: Tentang huruf dan apakah ia qadim atau hadits.
PASAL: Tentang Kalam Allah.
PASAL: Tentang itsbat harf bagi Allah ta’ala.
PASAL: Tentang itsbat suara bagi Allah ta’ala.
PASAL: Tentang bahwa qiraah itu dibacakan dan bahwa kitabah itu dituliskan.
PASAL: Tentang bahwa Kalam Allah itu didengarkan.
PASAL: Tentang Hadits-hadits yang menguatkan bahwa Kalam Allah itu didengarkan.
PASAL: Tentang wajib hormati Al-Quran.
PASAL: Tentang haram Tafsir Al-Quran tanpa ilmu.
PASAL: Tentang haram ragu dan jidal pada Al-Quran dengan cara yang tidak benar.
PASAL: Tentang tidak dilarang kafir mendengar Al-Quran dan dilarang menyentuhnya.
PASAL: Tentang menulis Al-Quran pada bejana lalu disirami air dan diberikan ke orang sakit.
PASAL: Tentang menghias dinding dan pintu dengan Al-Quran.
PASAL: Tentang sunnah menulis mushaf.
PASAL: Tentang tidak boleh menulis Al-Quran dengan najis.
PASAL: Tentang wajib menjaga mushaf dan menghormatinya.
PASAL: Tentang haram terhadap orang berhadats menyentuh mushaf dan membawanya.
PASAL: Tentang melarang anak-anak dan orang gila membawa mushaf.
Dari dua bagian kitab rekayasa ini disebutkan bahwa bagian pertama yaitu tujuh Pasal awal mulai dari [PASAL: Tentang huruf dan apakah ia qadim atau hadits.] sampai akhir [PASAL: Tentang Hadits-hadits yang menguatkan bahwa Kalam Allah itu didengarkan.] itu diringkas dari kitab GHAYATUL MARAM FI MAS-ALATIL KALAM karya Syaikh Fakhruddin Abu Abbas Ahmad Ibn Hasan Ibn Utsman al-Armawi asy-Syafi’i, dan bagian kedua yaitu sebelas Pasal selanjutnya mulai dari [PASAL: Tentang wajib hormati Al-Quran.] sampai akhir [PASAL: Tentang melarang anak-anak dan orang gila membawa mushaf.] itu ringkasan dari kitab Imam Nawawi sendiri yakni kitab at-TIBYAN FI ADABI HAMLATIL QURAN.
Skenario yang hampir bisa dibilang sempurna, mencampurkan yang haq dengan yang batil, agar yang batil sekilas terlihat haq, tapi Allah akan selalu menolong para penolong Agama, cepat atau lambat rekayasa, fitnah dan cerita dusta itu pasti akan nampak juga pada waktunya.Insyaallah
ALASAN MENOLAK DINISBAHKAN KITAB REKAYASA [JUZK FIL HURUF WAL ASHWAT] TERSEBUT KEPADA IMAM NAWAWI
1. Bahwa Syaikh Fakhruddin Abu Abbas Ahmad Ibn Hasan Ibn Utsman al-Armawi asy-Syafi’i ini orang tidak dikenal [OTK] bahkan tidak pernah ada sama sekali dalam jajaran Ulama Syafi’iyyah dalam kitab mana pun, bahkan lagi pentahqik kitab itu pun tidak kenal dengan Abu Abbas al-Armawi ini, tidak mungkin orang yang dipuji setinggi langit oleh Imam Nawawi dalam kitab itu tidak tercatat dalam sejarah, apalagi dalam peristiwa sebesar ini [seandainya itu benar adanya], tapi jangankan kehidupannya, kuburnya pun tidak ada, benar-benar ini tokoh fiktif belaka.
2. Bahwa kitab rekayasa GHAYATUL MARAM FI MAS-ALATIL KALAM karya Abu Abbas al-Armawi tersebut tidak pernah ada sama sekali, karena orang nya memang tidak pernah ada, bagaimana mungkin Imam Nawawi meringkas kitab yang tidak pernah ada itu.
3. Bahwa Imam Nawawi tidak punya guru yang bernama Abu Abbas al-Armawi, bahkan dalam kitab rekayasa itu sendiri, pentahqik lupa menambah Abu Abbas al-Armawi dalam jajaran guru Imam Nawawi.
4. Bahwa aqidah Ulama salaf bukan seperti tersebut dalam kitab rekayasa itu, tapi Tafwidh ma’at Tanzih atau Takwil Ijmali tanpa Takyif, Tasybih dan Ta’thil, itu Manhaj Taymiyyin yang belum ada masa Imam Nawawi.
5. Bahwa dalam kitab Biografi Imam Nawawi tidak pernah ada sejarah bahwa Imam Nawawi pernah menulis kitab rekayasa tersebut yakni [JUZK FIL HURUF WAL ASHWAT].
6. Bahwa tidak disebutkan siapa penemu kitab rekayasa itu dan kapan ditemukannya, tidak ada murid atau keluarga atau Ulama semasa Imam Nawawi yang tau adanya kitab itu, dan baru ketahuan setelah ratusan/ribuan tahun kemudian saat kitab itu ada ditangan pentahqik Wahabi yakni Abu Fadhl Ahmad Ibnu Ali ad-Dimyati, dan kemungkinan besar inilah biang fitnah ini.
7. Bahwa banyak pembesar Wahabi juga tidak percaya dengan keberadaan kitab rekayasa itu, hingga Imam Nawawi di cap sesat karena beliau seorang Sufi beraqidah Asy’ari.
8. Bahwa Abu Fadhl Ahmad Ibnu Ali ad-Dimyati selaku pentahqik sekaligus “penemu” kitab rekayasa itu adalah pembenci Imam Nawawi dan anti Sufi juga anti Asy’ari.
9. Bahwa Abu Fadhl Ahmad Ibnu Ali ad-Dimyati adalah orang pikun hingga nampak kedustaannya yaitu salah menetapkan tanggal dalam kitab rekayasa itu, dalam Muqaddimah ia sebutkan bahwa kitab itu selesai ditulis oleh Imam Nawawi pada Kamis 3 Rabiul Akhir 676 H [في الخميس الثالث من شهر ربيع الآخر سنة 676 هـ] tapi pada akhir kitab ia sebutkan kitab itu selesai pada Kamis 3 Rabiul Awwal 676 H [الخميس الثالث من شهر ربيع الأول سنة ست وسبعين وستمائة.]
10. Bahwa Abu Fadhl Ahmad Ibnu Ali ad-Dimyati juga melakukan kesalahan ketika mentahqik mengubah ibarat dari dasar nya (فرغنا منه صبيحة الخميس) menjadi (فرغنا من نسخه الخميس).
Sudah cukup alasan untuk tidak menerima penisbahan kitab rekayasa tersebut kepada Imam Nawawi, tapi lebih layak kitab itu dinisbahkan kepada Abu Fadhl Ahmad Ibnu Ali ad-Dimyati selaku pentahqik sekaligus “penemu” kitab itu.
Semua fitnah Wahabi yang timbul di setiap masa pasti telah dijawab oleh Ulama pada masa itu, karena memang sudah menjadi kewajiban atas Ulama untuk terus menjaga kemurnian Islam, dan kemuliaan Ulama Ahlu Sunnah Waljama’ah, apalagi yang dicela oleh Wahabi adalah Ulama sekelas Imam Nawawi, seorang pendekar Madzhab Syafi’i, kasus dan modus seperti ini bukan pertama kali terjadi tapi sudah terjadi sebelumnya dan akan terjadi setelahnya juga.
Semoga Allah selalu menjaga kemurnian Islam dan para pejuang Islam dari fitnah berkedok Islam.
http://wahabivssunni.blogspot.com/2012/05/kitab-rekayasa-wahabi.html
والصلاة والسلام على سيدنا محمد رسول الله وعلى اله وجميع انبياءالله والحمد لله
ConversionConversion EmoticonEmoticon