Dalam Linux, pembagian hak akses pemakai atau user dibedakan menjadi dua. Yaitu user biasa dan super user (root).
Dengan hak akses super user, kita diperbolehkan merubah, menambah, dan
menghapus file konfigurasi system yang ada. Berbeda dengan user biasa,
yang memiliki hak akses terbatas.
Perbedaan antara user biasa dan super user, ditandai dengan symbol “$” dan “#” pada terminal. Untuk login ke
super user, gunakan perintah su.
pudja@debian-server:~$ whoami
pudja
pudja@debian-server:~$ su
Password: (masukan password root)
debian-server:/home/pudja# whoami
root
Walau dalam keadaan user biasa, anda masih bisa menggunakan hak akses root. Caranya yaitu tinggal ketikan
perintah sudo sebelum perintah selanjutnya.
pudja@debian-server:~$ sudo vim /etc/hosts
================================================================
>>MENGAKTIFKAN ETHERNET
Network Interface Card (NIC) atau Ethernet di linux diberi nama etho, eth1, eth2, dst. Dan untuk interface Local Loopback diberi nama lo. Untuk mengetahui interface apa saja yang terpasang pada server Debian, gunakan perintah ifconfig berikut.
debian-server:/home/pudja# ifconfig
Seperti terlihat diatas, Interface yang aktif hanyalah interface Loopback. Sebagai tambahan, jangan pernah sekalikali untuk menon-aktifkan interface Loopback tersebut. Sebab interface tersebut digunakan oleh aplikasi-aplikasi server Debian agar dapat berjalan pada computer Localhost.
Agar dapat terkoneksi ke Jaringan Komputer, aktifkan terlebih dahulu Interface Ethernet. Pastikan nama untuk Ethernet tersebut, default untuk Ethernet pertama adalah etho. Gunakan perintah ifup untuk meng-aktifkan, dan sebaliknya gunakan perintah ifdown.
debian-server:/home/pudja# ifup eth0
Jika muncul pesan error pada layar terminal, gunakan perintah berikut di bawah.
debian-server:/home/pudja# ifconfig eth0 up
debian-server:/home/pudja# ifconfig
KONFIGURASI IP ADDRESS
1. (IP SEMENTARA)
Semua peralatan yang terhubung ke jaringan computer, membutuhkan alamat khusus yang disebut Ip Address. Agar semua peralatan tersebut dapat berhubungan satu sama lain. Oleh sebab itu, Network Interface Card tidak akan berarti apa-apa, jika Ip Address pada interface tersebut tidak diset terlebih dahulu.
Memberi Ip Address pada linux debian tidaklah sulit. Untuk cara cepatnya, gunakan perintah singkat dibawah ini.
debian-server:/home/pudja# ifconfig eth0 192.168.10.1 netmask 255.255.255.0 up
>>untuk mengecek apakah ip address sudah aktif kita bisa cek dengan cara :
debian-server:/home/pudja# ping 192.168.10.1
Kelemahan perintah di atas adalah, jika computer booting ulang, maka konfigurasi Ip Address tersebut akan hilang.
2. (IP PERMANEN)
Untuk itu kita harus mengedit file interfaces, agar konfigurasi tersebut tidak hilang walaupun computer booting ulang. Kita bisa menggunakan aplikasi text editor vim, vi, nano, gedit¸ ataupun yang lainya untuk mengedit file tersebut. Saya sarankan, lebih baik Anda menggunakan editor nano saja.
debian-server:/home/pudja# nano /etc/network/interfaces
Kata auto yang terletak di depan nama suatu interface, menandakan bahwa interface tersebut akan dinyalakan secara otomatis pada saat computer booting. Interface lo tidak memiliki konfigurasi Ip Address, karena lo digunakan sebagai loopback sehingga memiliki Ip Address yang pasti yakni 127.0.0.1. Alamat IP ini digunakan oleh computer untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Konfigurasi Ip Address untuk ethO harus diberikan secara manual, karena interface tersebut menggunakan IP statis.
Agar konfigurasi tersebut dapat langsung dijalankan, kita harus merestart terlebih dahulu service networking.
debian-server:/home/pudja# /etc/init.d/networking restart
Jika ingin menambahkan interface lagi, tinggal tambahkan script seperti diatas, pada baris paling bawah. Dan ganti etho, menjadi eth1, eth2, eth3, dan seterusnya.
Untuk melihat table routing pada linux, gunakan perintah berikut.
debian-server:/home/pudja# route -n
Perbedaan antara user biasa dan super user, ditandai dengan symbol “$” dan “#” pada terminal. Untuk login ke
super user, gunakan perintah su.
pudja@debian-server:~$ whoami
pudja
pudja@debian-server:~$ su
Password: (masukan password root)
debian-server:/home/pudja# whoami
root
Walau dalam keadaan user biasa, anda masih bisa menggunakan hak akses root. Caranya yaitu tinggal ketikan
perintah sudo sebelum perintah selanjutnya.
pudja@debian-server:~$ sudo vim /etc/hosts
================================================================
>>MENGAKTIFKAN ETHERNET
Network Interface Card (NIC) atau Ethernet di linux diberi nama etho, eth1, eth2, dst. Dan untuk interface Local Loopback diberi nama lo. Untuk mengetahui interface apa saja yang terpasang pada server Debian, gunakan perintah ifconfig berikut.
debian-server:/home/pudja# ifconfig
Seperti terlihat diatas, Interface yang aktif hanyalah interface Loopback. Sebagai tambahan, jangan pernah sekalikali untuk menon-aktifkan interface Loopback tersebut. Sebab interface tersebut digunakan oleh aplikasi-aplikasi server Debian agar dapat berjalan pada computer Localhost.
Agar dapat terkoneksi ke Jaringan Komputer, aktifkan terlebih dahulu Interface Ethernet. Pastikan nama untuk Ethernet tersebut, default untuk Ethernet pertama adalah etho. Gunakan perintah ifup untuk meng-aktifkan, dan sebaliknya gunakan perintah ifdown.
debian-server:/home/pudja# ifup eth0
Jika muncul pesan error pada layar terminal, gunakan perintah berikut di bawah.
debian-server:/home/pudja# ifconfig eth0 up
debian-server:/home/pudja# ifconfig
KONFIGURASI IP ADDRESS
1. (IP SEMENTARA)
Semua peralatan yang terhubung ke jaringan computer, membutuhkan alamat khusus yang disebut Ip Address. Agar semua peralatan tersebut dapat berhubungan satu sama lain. Oleh sebab itu, Network Interface Card tidak akan berarti apa-apa, jika Ip Address pada interface tersebut tidak diset terlebih dahulu.
Memberi Ip Address pada linux debian tidaklah sulit. Untuk cara cepatnya, gunakan perintah singkat dibawah ini.
debian-server:/home/pudja# ifconfig eth0 192.168.10.1 netmask 255.255.255.0 up
>>untuk mengecek apakah ip address sudah aktif kita bisa cek dengan cara :
debian-server:/home/pudja# ping 192.168.10.1
Kelemahan perintah di atas adalah, jika computer booting ulang, maka konfigurasi Ip Address tersebut akan hilang.
2. (IP PERMANEN)
Untuk itu kita harus mengedit file interfaces, agar konfigurasi tersebut tidak hilang walaupun computer booting ulang. Kita bisa menggunakan aplikasi text editor vim, vi, nano, gedit¸ ataupun yang lainya untuk mengedit file tersebut. Saya sarankan, lebih baik Anda menggunakan editor nano saja.
debian-server:/home/pudja# nano /etc/network/interfaces
Kata auto yang terletak di depan nama suatu interface, menandakan bahwa interface tersebut akan dinyalakan secara otomatis pada saat computer booting. Interface lo tidak memiliki konfigurasi Ip Address, karena lo digunakan sebagai loopback sehingga memiliki Ip Address yang pasti yakni 127.0.0.1. Alamat IP ini digunakan oleh computer untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Konfigurasi Ip Address untuk ethO harus diberikan secara manual, karena interface tersebut menggunakan IP statis.
Agar konfigurasi tersebut dapat langsung dijalankan, kita harus merestart terlebih dahulu service networking.
debian-server:/home/pudja# /etc/init.d/networking restart
Jika ingin menambahkan interface lagi, tinggal tambahkan script seperti diatas, pada baris paling bawah. Dan ganti etho, menjadi eth1, eth2, eth3, dan seterusnya.
Untuk melihat table routing pada linux, gunakan perintah berikut.
debian-server:/home/pudja# route -n
ConversionConversion EmoticonEmoticon