Jaringan komputer adalah sekumpulan
komputer yang dapat saling berhubungan antara satu dengan lainnya dengan
menggunakan media komunikasi, sehingga dapat saling berbagi data, informasi,
program, dan perangkat keras (printer, harddisk, webcam, dsb)
Jenis – jenis jaringan komputer :
1.
Jaringan Lan / Local Area Network ( Jaringan
komputer yang menghubungkan dalam satu area atau ruangan)
2.
Jaringan Man / Metropolitan Area Network (
Jaringan komputer yang menghubungkan beberapa gedung , kantor)
3.
Jaringan Wan / Wide Area Network ( Jaringan
komputer yang menghubungkan antara kota, propinsi, negara, bahkan benua dengan
menggunakan modem
Tipe Jaringan
1. Jaringan Workgroup (Peer-to-peer)
Jaringan ini terdiri dari beberapa
unit komputer yang dihubungkan dengan menggunakan Network Interface Card atau
yang biasa disebut dengan Local Area Network Card, serta dengan menggunakan kabel BNC maupun UTP. Semua
unit komputer yang terhubung dapat mengakses
data dari unit komputer lainnya dan juga dapat melakukan print document pada printer yang terhubung dengan unit komputer
lainnya. Tipe jaringan ini, semua
computer yang terhubung bisa menjadi server dan kadang pula menjadi client.
Keuntungan Jaringan Workgroup
Pertukaran file dapat dilakukan dengan
mudah.
·
Pemakaian printer dapat dilakukan oleh semua
unit komputer Akses data dari/ke unit komputer lain dapat di batasi dengan
tingkat sekuritas pada password yang diberikan.
·
Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan
E-Mail & Chat.
·
Bila salah satu unit komputer terhubung
dengan modem, maka semua atau sebagian unit komputer pada jaringan ini dapat
mengakses ke jaringan Internet melalui 1 modem.
2. Jaringan Client – Server
Jaringan dengan menggunakan sistem
terpusat, dimana komputer server sebagai penyedia layanan dan komputer client
sebagai penerima layanan dari server
Komponen-komponen LAN
1. Repeater
Berfungsi untuk memperkuat dan
meneruskan sinyal dari satu segment network ke segment network yang lain. Repeater tidak
mengubah ataupun memeriksa alamat maupun
paket data yang dikirimkan, paket data hanya dilewatkan saja.
2. Bridges
Berfungsi memperkuat dan meneruskan
paket data, seperti repeater, berdasarkan MAC Address. Bridges dapat digunakan
untuk memfilter traffic di jaringan. Bridges dapat menentukan source dan
destination yang terlibat dalam proses pengiriman paket data.
3. Hub
Berfungsi sebagai concentrator dalam
LAN. Setiap komputer dihubungkan dengan kabel tembaga yang di-twisted (twisted
pair copper).
4. Switch Memberikan full-duplex dedicated bandwith ke
segment LAN atau desktop. Lebih pintar dari HUB.
5. Router
Berperan dalam proses routing paket
data di dalam jaringan. Perannya hampir sama
seperti bridges, namun untuk lebih kompleks. Router dapat menentukan route
terdekat dari pengiriman data.
Topologi
Jaringan
Topologi
jaringan adalah, hal yang menjelaskan hubungan geometris antara
unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station.
Terdapat 6 jenis topologi yaitu :
- Bus
- Ring
- Star
- Extended Star
- hierarchical topology
- Mesh
Jenis-jenis
Physical Topology
Topologi
Bus
Topologi
ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
- merupakan satu kabel yang kedua ujung nya ditutup, dimana sepanjang kabel terdapat node-node
- umum digunakan karena sederhana dalam instalasi
- signal melewati kabel dalam dua arah dan mungkin terjadi collision
- problem terbesar pada saat kabel putus. Jika salah satu segmen kabel putus, maka seluruh jaringan akan terhenti.
Topologi
Ring
Topologi
ini mempuyai karakteristik sebagai berikut:
- lingkaran tertutup yang berisi node-node
- sederhana dalam layout
- signal mengalir dalam satu arah, sehingga dapat menghindarkan terjadinya collision (dua paket data bercampur), sehingga memungkinkan pergerakan data yang cepat dan collision detection yang lebih sederhana
- problem: sama dengan topologi bus
- biasanya topologi ring tidak dibuat secara fisik melainkan direalisasikan dengan sebuah consentrator dan kelihatan seperti topologi star
Topolog
Star
Topologi
ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
- setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
- mudah dikembangkan, karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node
- keunggulannya adalah jika satu kabel node terputus yang lainnya tidak terganggu
- dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya menghandel satu traffic node, biasanya digunakan kabel UTP
Topologi
Extended Star
Topologi
Extended Star merupakan perkembangan lanjutan dari topologi star dimana
karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan topologi star yaitu :
- setiap node berkomunikasi langsung dengan sub node, sedangkan sub node berkomunikasi dengan central node. traffic data mengalir dari node ke sub node lalu diteruskan ke central node dan kembali lagi.
- Digunakan pada jaringan yang besar dan membutuhkan penghubung yang banyak atau melebihi dari kapasitas maksimal penghubung.
- keunggulan : jika satu kabel sub node terputus maka sub node yang lainnya tidak terganggu, tetapi apabila central node terputus maka semua node disetiap sub node akan terputus
- tidak dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya menghandel satu traffic node, karena untuk berkomunikasi antara satu node ke node lainnya membutuhkan beberapa kali hops.
Topologi
hierarchical
Topologi
ini biasa disebut sebagai topolodi tree. Dibangun oleh seperti halnya topologi
extended star yang dihubungkan melalui sub node dalam satu central node.
Topologi ini dapat mensupport baik baseband maupun broadband signaling dan juga
mensupport baik contention maupun token bus access.
Topologi
Mesh
MESH
topologi dibangun dengan memasang link diantara atation-station. Sebuah
‘fully-connected mesh’ adalah sebauh jaringan dimana setiap terminal terhubung
secara langsung ke semua terminal-terminal yang lain. Biasanya digunakan pada
jaringan komputer kecil. Topologi ini secara teori memungkinkan
akan
tetapi tidak praktis dan biayanya cukup tinggi untuk di-implementasikan. Mesh
topologi memiliki tingkat redundancy yang tinggi. Sehingga jika terdapat satu
link yang rusak maka suatu station dapat mencari link yang lainnya.
Jaringan
WAN
WAN (Wide Area Network) adalah
kumpulan dari LAN dan/atau Workgroup yang dihubungkan dengan menggunakan alat
komunikasi modem dan jaringan Internet, dari/ke kantor pusat dan kantor cabang,
maupun antar kantor cabang. menghubungkan antara kantor pusat ataupun negara.
Komponen-komponen WAN
·
Routers
Sama seperti fungsi pada LAN
·
ATM Switches
Merupakan high-speed switch.
·
Frame Relay
Berfungsi untuk menghubungkan public data communication se
·
Modems
Berfungsi sebagai interface voice-grade services.
·
Services Digital Network (ISDN) Services.
·
Network Cloud
Merepresentasikan Jaringan internet.
Keuntungan Jaringan WAN
·
Server kantor pusat dapat berfungsi sebagai
bank data dari kantor cabang.
·
Komunikasi antar kantor dapat menggunakan
E-Mail dan Chat.
·
Dokumen/File yang biasanya dikirimkan melalui
fax ataupun paket pos, dapat dikirim melalui E-mail dan Transfer file dari/ke kantor pusat dan kantor cabang dengan
biaya yang relatif murah dan dalam jangka waktu yang sangat cepat.
·
Pooling Data dan Updating Data antar kantor
dapat dilakukan setiap hari pada waktu yang ditentukan.
Teknologi Jaringan
Komunikasi komputer di dalam jaringan
membutuhkan suatu media. Media ini berfungsi untuk
mengubah signal listrik (analog) yang
dikirimkan menjadi signal digital yang dapat dibaca oleh
komputer.
Tipe media yang dapat dipergunakan
dalam komunikasi komputer antara lain adalah:
Media Kabel
Media kabel yang dikenal dalam
komunikasi komputer di dalam jaringan antara lain:
1. Coaxial Cable
ß
Kecepatan throughput: 10 – 100 Mbps
ß
Murah
ß
Ukuran media dan konektor Medium
ß
Panjang Kabel maksimum: 500 m
2. Unshielded
Twisted Pair (UTP) Cable
ß Kecepatan throughput: 10 – 100 Mbps
ß Sedikit Mahal
ß Ukuran media dan konektor: kecil
ß Panjang Kabel maksimum: 100 m
3. Fiber
Optical Cable
ß Kecepatan throughput: lebih dari 100 Mbps
ß Sangat Mahal
ß Ukuran media dan konektor: kecil
ß Panjang Kabel maksimum:
q Lebih dari 3000 m (Single Mode)
q Lebih dari 2000 m (Multi Mode)
ß Data dikirmkan menggunakan:
q Sinar Laser (Single Mode)
q Sinar LED (Multi Mode)
4. Wireless
ß Kecepatan throughput: lebih dari 54 Mbps
ß Cukup Mahal
ß Ukuran media dan konektor: Medium
ß Jangkauan maksimum (Internal Access Point):
90 – 150 m
*/ Teknologi
jaringan biasanya dituliskan dalam bentuk kode, intinya bagaimana anda bisa
membaca kode tersebut.
Format kode : xxxBASE-yy
xxx = kecepatan
maximum akses
yy = media yang digunakan (khusus Coaxial hanya
menggunakan kode 5 & 2)
5
untuk Thick Coaxial (Coaxial ukuran besar)
2
untuk Thin Coaxial (Coaxial ukuran kecil)
T
untuk Twister Pair (UTP/STP)
F
untuk Fiber Optic
Contoh kode : 10Base5,
100BaseT
Teknik pemasangan kabel
UTP dengan konektor RJ45
Perlu anda ketahui bahwa kabel UTP
memiliki 4 pasang kabel kecil didalamnya yang memiliki warna yang berbeda. 4
pasang kabel itu adalah:
Pasangan 1 : Putih/Biru dan Biru,
Pasangan 2 : Putih/Oranye dan Oranye,
Pasangan 3 : Putih/Hijau dan Hijau,
Pasangan 4 : Putih/Coklat dan Coklat
Pemasangan
kabel UTP sendiri terbagi dua jenis. Straight Through dan Cross Over.
Perbedaannya adalah:Pasangan 1 : Putih/Biru dan Biru,
Pasangan 2 : Putih/Oranye dan Oranye,
Pasangan 3 : Putih/Hijau dan Hijau,
Pasangan 4 : Putih/Coklat dan Coklat
1. Straight Through
Jenis terminasi ini paling sering dipakai pada LAN Ethernet 10BaseT, untuk menghubungkan PC dengan HUB atau SWITCH, PC dengan outlet di dinding, ataupun untuk instalasi dari HUB ke outlet di dinding.
Secara warna, urutan kabel pada saat dipasang pada konektor RJ 45 adalah :
Pin 1 : Putih/Oranye
Pin 2 : Oranye
Pin 3 : Putih/Hijau
Pin 4 : Biru
Pin 5 : Putih Biru
Pin 6 : Hijau
Pin 7 : Putih/Coklat
Pin 8 : Coklat
**-> Urutan ini berlaku sama pada 2 sisi kabel.
2. Cross Over
Kabel jenis ini biasanya dipakai untuk menghubungkan HUB/SWITCH dengan HUB/SWITCH yang lain.
Urutan pemasangan :
Salah satu sisi kabel diterminasi sesuai dengan standard “Straight Through”, sedangkan sisi kabel lainnya, dilakukan “Cross-Over”, sbb :
Pin 1 : Putih/Hijau
Pin 2 : Hijau
Pin 3 : Putih/Oranye
Pin 4 : Biru
Pin 5 : Putih/Biru
Pin 6 : Oranye
Pin 7 : Putih/Coklat
Pin 8 : Coklat
Model referensi OSI dan
Standarisasi
Open System
Interconection(OSI) merupakan salah satu standard dalam protokol
jaringan yang dikembangkan oleh ISO yang memberikan gambaran tentang fungsi,
tujuan dan kerangka kerja tentang struktur model referensi untuk proses yang bersifat
logis dalam sistem komunikasi.
Tujuan Dibentuknya Model
Referensi OSI,
Menjadi patokan bagi
perkembangan prosedur komunikasi pada masa yang akan datang.
b. Mengatasi hubungan yang
timbul antar pemakai dengan cara memberikan fasilitas yang sesuai.
c. Membagi permasalahan
prosedur penyambungan menjadi sub struktur.
d. Memenuhi kebutuhan
pemakai kini maupun masa yang akan datang.
Prinsip Model Referensi
Setiap lapisan memiliki
fungsi dan proses yang berbeda.
b. Fungsi setiap lapisan
dipilih berdasarkan penetapan protokol yang telah memenuhi standar
internasional.
c. Sebuah lapisan harus
dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.
d. Batasan lapisan harus
ditentukan agar dapat meminimalkan arus informasi yang melewati interface.
e. Jumlah lapisan diusahakan
sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai.
7 Lapisan Model Referensi OSI
Tabel 1.
Hubungan referensi model OSI dengan protokol Internet
1. Physical Layer
Physical layer berfungsi
untuk menentukan karakteristik dari kabel yang digunakan untuk menghubungkan
komputer dengan jaringan. Selain itu berfungsi untuk menstranfer dan menentukan
cara bit – bit dikodekan, menangani interkoneksi fisik (kabel), mekanik,
elektrikal, prosedural yaitu dimana kabel , konektor dan spesifikasi
pensinyalan didefinisikan.
2. Data Link Layer
Menentukan protokol untuk
pertukaran frame data yang lewat melalui kabel. Serta pengambilan dan
pelepasan paket data dari dan ke kabel, deteksi, dan koreksi kesalahan, serta
pengiriman ulang data.
Sublayer Pada Data Link
Layer
· LLC
(Logical Link Control)
Melakukan pemeriksaan
kesalahan dan menangani transmisi frame. Setiap frame merupakan sebuah
paket daya dan nomor urut yang digunakan untuk memastikan pengiriman dan sebuah
cheksum untuk melacak data yang korup.
· MAC
(Medium Access Control)
Berurusan dengan mengambil
dan melepaskan data dari dan ke kabel, menentukan protokol untuk akses ke kabel
yang di-share di dalam sebuah LAN
3. Network Layer
Network layer
bertanggungjawab untuk merutekan paket ke tujuan yang seharusnya. Pengendalian
operasi subnet dan mengatasi semua masalah yang ada pada jaringan sehingga
memungkinkan jaringan – jaringan yang berbeda bisa saling terkoneksi.
4. Transport Layer
Berfungsi untuk menerima
data dari session layer, memecah data menjadi bagian - bagian yang lebih
kecil, meneruskan data ke network layer dan menjamin semua potongan data
tersebut bisa tiba di sisi penerima dengan benar.
Menentukan jenis layanan
untuk session layer dan pada giliranya jenis layanan bagi para pemakai jaringan.
Menyediakan koneksi end
to end ( ujung ke ujung ) di antara komputer – komputer. Memastikan ketiga
layer terendah bekerja dengan benar serta menyediakan aliran data yang
transparan, dan logis antara end user dengan jaringan yang dipilihnya.
Merupakan
layer yang menyediakan layanan bagi user lokal.
Bertugas
untuk menciptakan frame, memisahkannya dan menggabungkanya kembali.
5. Session Layer
Mengijinkan
para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya.
Sebuah
session selain memungkinkan tranport data biasa, seperti yang
dilakukan oleh tranport layer, juga menyediakan layanan yang istimewa
untuk aplikasi – aplikasi tertentu.
Session
layer diperlukan juga untuk kendali dialog antara proses yang
menentukan penanganan komunikasi dua arah dan pengujian paket yang keluar dari
urutannya.
6. Presentation Layer
Melakukan
terjemahan struktur data di antara berbagai arsitektur, perbedaan dalam
representasi data dikelola di tingkat ini.
Selain
itu, layer ini juga melakukan kompresi data, enkripsi dan dekripsi serta
konversi format data misalnya dari EBCDIC ke ASCII.
7. Application Layer
Berfungsi
untuk menyediakan akses tingkat aplikasi ke jaringan.
Transfer
terminal remote dan elemen lain dari jaringan, aktivitas yang dilakukan seperti
akses dan transfer file.
Protokol
Jaringan
Konfigurasi Protokol
Setelah
proses Instalasi NIC, sistem harus dilengkapi dengan protokol yang digunakan
sebagai sarana komunikasi antar komputer.
1. TCP/IP Protokol ini digunakan pada sistem operasi
UNIX, LINUX, dan Windows. Protokol TCP/IP menggunakan IP Address sebagai ID
komputer. TCP/IP merupakan standar
protocol yang digunakan untuk komunikasi di Internet.
2. NETBEUI Protokol ini digunakan hanya pada sistem
operasi Windows. Protokol NETBEUI
menggunakan Nama Komputer sebagai ID komputer. Protokol ini tidak dapat
mengirimkan data keluar router (Non-Routable)
3. IPX/SPX Protokol ini digunakan hanya pada sistem
operasi Novell Netware. Protokol IPX/SPX
menggunakan MAC Address sebagai ID komputer.
Protokol adalah
sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan,
komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer. Protokol
dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari
keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi
perangkat keras. Protocol digunakan untuk menentukan jenis layanan yang akan
dilakukan pada internet.
·
HTTP (HyperText Transfer Protocol) adalah protokol yang
dipergunakan untuk mentransfer dokumen dalam World Wide Web (WWW). Protokol ini
adalah protokol ringan, tidak berstatus dan generik yang dapat dipergunakan
berbagai macam tipe dokumen.
·
Gopher adalah aplikasi yang dapat mencari maklumat
yang ada di Internet, tetapi hanya “text base” saja, atau berdasarkan
teks.Untuk mendapatkan maklumat melalui Gopher, kita harus menghubungkan diri
dengan Gopher server yang ada di Internet. Gopher merupakan protocol yang sudah
lama dan saat ini sudah mulai di tinggalkan karena penggunaannya tidak
sesedeharna HTTP.
·
FTP (File Transfer Protocol) adalah sebuah
protokol Internet yang berjalan di dalam lapisan aplikasi yang merupakan
standar untuk pentransferan berkas (file) komputer antar mesin-mesin dalam
sebuah internetwork. FTP merupakan salah satu protokol Internet yang paling
awal dikembangkan, dan masih digunakan hingga saat ini untuk melakukan
pengunduhan (download) dan penggugahan (upload) berkas-berkas komputer antara
klien FTP dan server FTP. Pada umumnya browser-browser versi terbaru sudah
mendukung FTP.
·
Protocol EMAIL. SMTP : Protokol yang digunakan untuk mengirim e -mail, dari
client ke server atau dari server ke server yang lain. POP3 : protokol yang digunakan untuk mengambil email dari
server email.
·
TCP/IP (Transmission Control
Protocol/Internet Protocol) merupakan standar komunikasi data yang
digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu
komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet
Protokol Komunikasi
Pada TCP/IP terdapat beberapa protokol sub
yang menangani masalah komunikasi antar komputer. TCP/IP merngimplemenasikan
arsitektur berlapis yang terdiri atas empat lapis, diantaranya adalah :
- Protokol lapisan aplikasi/Application : bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network Management Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya. Dalam beberapa implementasi stack protokol, seperti halnya Microsoft TCP/IP, protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka Windows Sockets (Winsock) atau NetBIOS over TCP/IP (NetBT).
- Protokol lapisan antar-host/Transport : berguna untuk membuat komunikasi menggunakan sesi koneksi yang bersifat connection-oriented atau broadcast yang bersifat connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).
- Protokol lapisan internetwork/InterNet : bertanggung jawab untuk melakukan pemetaan (routing) dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP), Internet Control Message Protocol (ICMP), dan Internet Group Management Protocol (IGMP).
- Protokol lapisan antarmuka jaringan/Network Interface : bertanggung jawab untuk meletakkan frame-frame jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja dengan banyak teknologi transport, mulai dari teknologi transport dalam LAN (seperti halnya Ethernet dan Token Ring), MAN dan WAN (seperti halnya dial-up modem yang berjalan di atas Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digital Network (ISDN), serta Asynchronous Transfer Mode (ATM)).
IP
ADDRESS
IP Address merupakan alat yang digunakan agar paket data
dapat mencapai tujuan. Di dalam Jaringan, pengiriman suatu paket data
membutuhkan alamat sebagai identitas suatu data akan dikirimkan (Destination
Address) dan berasal (Source Address).
Agar unik setiap computer yang terkoneksi ke Internet
diberi alamat yang berbeda. Alamat ini supaya seragam seluruh dunia maka
pemberian alamat IP address diseluruh dunia diberikan oleh badan internasional
Internet Assigned Number Authority (IANA), dimana IANA hanya memberikan IP
address Network ID nya saja sedangkan host ID diatur oleh pemilik IP address
tersebut. Contoh IP address untuk cisco.com adalah 202.93.35.9 untuk
www.ilkom.unsri.ac.id dengan IP nya 202.39.35.9
Alamat yang unik terdiri dari 32 bit yang dibagi dalam 4 oktet (8 bit)
00000000 .
00000000 . 00000000 . 00000000
o 1 o 2 o 3 o 4
Ip address dibagi menjadi 2 bagian yaitu Network ID dan Host ID,
Network ID yang akan menentukan alamat dalam jaringan (network address), sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan antara satu mesin dengan mesin lainnya. Ibaratkan Network ID Nomor jalan dan alamat jalan sedangkan Host ID adalah nomor rumahnya
IP address dibagi menjadi kelas yaitu ;
1. Kelas A ( 1-126)
2. Kelas B ( 128 – 192)
3. Kelas C ( 192 – 223)
4. Kelas D (224 – 239)
5. Kelas E (240 – 255)
IP Address Private
& Public
Jumlah IP Address sangat terbatas,
apalagi jika harus memberikan alamat semua host di
Jaringan Local Area Network
(LAN).
Sehingga perlu dilakukan efisiensi
dalam penggunaan IP Address. Konsep subnetting
IP
Address merupakan teknik yang umum
digunakan di Jaringan Internet untuk efisiensi alokasi IP
Address dalam sebuah jaringan.
Selain Konsep Subnetting, cara lain
adalah dengan mengalokasikan beberapa IP Address
khusus yang digunakan untuk lingkungan
LAN dikenal dengan IP Private. Sedangkan
IP
Address yang dapat dikenal di Internet
dikenal dengan IP Public.
IP Private antara lain adalah :
ß
Class A: 10.0.0.0/8
ß
Class B: 172.16.0.0/16 s/d 172.31.0.0/15
ß
Class C: 192.168.0.0/24 s/d 192.168.255.0/24
Penghitungan Subnetting
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang
subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan
Alamat Host- Broadcast. Penulisan IP address umumnya adalah
dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini
artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0.
Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet
mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.
|
|
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host
- Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
|
|
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host
- Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet |
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16..255.255
|
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
- Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
- Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet |
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
- Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
- Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet |
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
Konsep Subnetting
Tujuan Subnetting:
ß
Menghemat penggunaan IP Public.
ß
Mengurangi tingkat kongesti (kemacetan) komunikasi data didalam
Jaringan.
ß
Mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu
network.
ß
Memecah Broadcast Domain.
Proses subnetting adalah
“memindahkan” atau menggeser garis
pemisah antara bagian network dan bagian host dari
suatu IP Address.
Beberapa bit dari bagian host-ID
dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network-ID.
Network Address pada satu Jaringan
Tunggal dipecah menjadi beberapa subnetwork.
Proses Subnetting dapat membuat
sejumlah network tambahan dengan mengurangi jumlah
maksimum host yang ada dalam tiap
network tersebut.
Pengenalan
Routing
Routing adalah proses penetuan arah
yang terjadi pada router yang digunakan untuk meneruskan paket data ke jaringan
tujuan.
Ada 3 jenis routing yang dikenal,
yaitu:
1.
Static route – suatu metode routing yang
dikonfigurasi secara manual oleh seorang administrator jaringan pada router.
2.
Default route - Default route digunakan untuk
arah paket dengan tujuan yang tidak ditujukan untuk tujuan manapun pada tabel
routing.
3.
Dynamic route
– suatu medote routing yang melakukan penyesuaian secara otomatis untuk
informasi perubahan topologi dan traffic.
Pengenalan
routing protocol
Routing
protocol berbeda dengan routed protocol baik dalam fungsi maupun tugasnya. Routing protocol memberikan satu
router untuk berbagi informasi dengan router lain mengenai pemahaman jaringan
seperti router yang terdekat.
·
Contoh routing protocol adalah:
·
Routing Information Protocol (RIP)
·
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
·
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol
(EIGRP)
·
Open Shortest Path First (OSPF)
Routed
protocol digunakan untuk traffic pemakai langsung. Routed protocol memberikan
informasi yang cukup pada alamat lapisan network yang memberikan paket untuk
diteruskan dari satu host ke host lain berdasarkan pada skema pengalamatan.
Contoh
routed protocol adalah:
·
Internet Protocol (IP)
·
Internetwork Packet Exchange (IPX)
Tujuan
dari routing protocol adalah untuk membangun dan memelihara table routing.
Routing protocol mempelajari semua jalur yang tersedia, menempatkan jalur
terbaik dalam table routing dan menghapus jalur ketika routing tidak lagi
dipergunakan. Router menggunakan informasi dalam table routing untuk
meneruskan
paket routed protocol.
Algoritma
routing adalah pokok utama untuk dynamic routing. Bilamana topologi jaringan
berubah oleh karena pertumbuhan, konfigurasi ulang, atau kegagalan,
knowledgebase jaringan harus pula berubah. Knowledgebase jaringan harus
mencerminkan suatu pandangan akurat topologi baru yang ada.
Mengidentifikasian
kelas protocol routing
Kebanyakan
routing algoritma dapat digolongkan ke dalam salah satu dari dua kategori :
·
distance vector
·
link-state
Pada
lapisan Internet dari deret protokol TCP/IP, suatu router menggunakan IP
routing protokol untuk menyelesaikan router melalui implementasi routing algoritma spesifik.
Contoh
protocol IP routing meliputi:
·
RIP –
Distance vector protokol routing interior
·
IGRP – Cisco's distance vector protokol
routing interior
·
OSPF – Link-state protokol routing interior
Karakteristik
Distance Vector Routing Protocol
1. Menyalin routing table dari router tetangga.
2. Update sering dilakukan.
3. RIP (Routing Information Protocol)
menggunakan hop count sebagai metric.
4. Melihat jaringan dari pandangan router
terdekat.
5. melakukan convergence (pemusatan adalah
ketika semua router dalam internetwork yang sama mempunyai informasi routing
yang sama) yang lambat.
6. Mudah terkena routing loops
7. Mudah dalam pengkonfigurasian dan management
8. Penggunaan bandwidth yang besar.
9. Mendukung variable-length subnet masking
(VLSM)
Karakteristik Link-State Routing
Protocol
1.
Menggunakan jalur yang terpendek.
2.
Update dilakukan apabila ada diberikan perintah.
3.
Melihat jaringan dari pandangan jaringan umum atau keseluruhan.
4.
Convergence atau pemusatan yang cepat dilakukan.
5.
Tidak terkena routing loop.
Routing Information
Protocol (RIP)
Routed protocol digunakan
untuk user traffic secara langsung. Routed protocol menyediakan informasi yang
cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan
diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya.
RIP merupakan salah satu
protokol routing distance vector yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia.
Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan.
Tetapi RIP membutuhkan konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router
routing protokol. Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik
sebagai berikut:
•
Routing
protokol distance vector. Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka
metrik kepada ruting apabila melewati satu gateway. Satu kali data melewati
satu gateway maka angka metriknya bertambah satu ( atau dengan kata lain naik
satu hop ),
•
Metric
berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur,
•
Jika
hop count lebih dari 15, maka paket dibuang, sehingga RIP tidak mungkin untuk
diterapkan di sebuah AS yang besar. Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan
dalam hal network masking,
•
Update
routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
IGRP (Interior Gateway
Routing Protocol)
IGRP merupakan distance
vector IGP. Routing distance vector mengukur jarak secara matematik. Pengukuran
ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance
vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routing
update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari
informasi routing adalah:
•
Identifikasi
tujuan baru,
•
Mempelajari
apabila terjadi kegagalan.
IGRP adalah routing protokol
distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap
interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain
jaringan IGRP adalah:
•
Secara
otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
•
Kemampuan
ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
•
Skalabilitas,
untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara default, IGRP
menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan,
IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut
dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya:
•
Bandwidth
•
Delay
•
Load
•
Reliability
IGRP yang merupakan contoh
routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak
seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga
sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang
lebih komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai
jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut:
a.
Protokol
Routing Distance Vector,
b.
Menggunakan
composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability,
c.
Update
routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
EIGRP
(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP menggunakan protokol
routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Menggunakan protokol
routing enhanced distance vector.
b. Menggunakan cost load
balancing yang tidak sama.
c. Menggunakan algoritma
kombinasi antara distance vector dan link-state.
d. Menggunakan Diffusing
Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
EGP
(Exterior Gateway Protocol)
Protokol ini mengumumkan ke
AS lainnya tentang network yang berada di bawahnya. Pengumumannya kira-kira
berbunyi : " Kalau hendak pergi ke AS nomor sekian dengan nomor network
sekian, maka silahkan melewati saya" . Router utama menerima routing dari
router-router AS yang lain tanpa mengevaluasinya. Maksudnya, rute untuk ke
sebuah AS bisa jadi lebih dari satu rute dan EGP menerima semuanya tanpa mempertimbangkan
rute terbaik.
OSPF
(Open Shortest Path First)
OSPF merupakan interior
routing protocol yang kepanjangan dari Open Shortest Path First. OSPF
menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik sebagai berikut:
a.
Protokol
routing link-state.
b.
Merupakan
open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328.
c.
Menggunakan
algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
d.
Update
routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
e.
OSPF
adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network
struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.
f.
OSPF
lebih effisien daripada RIP.
g.
Antara
RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).
h.
Menggunakan
protokol broadcast.
ConversionConversion EmoticonEmoticon