INILAH WAHHABI SESUNGGUHNYA...!!
Wajib diketahui oleh setiap kaum Musimin
dimanapun mereka berada bahwasanya firqoh Wahabi adalah Firqoh yang
sesat, yang ajarannya sangat berbahaya bahkan wajib untuk dihancurkan.
Tentu hal ini membuat kita bertanya-tanya, mungkin bagi mereka yang PRO
akan merasa marah dan sangat tidak setuju, dan yang KONTRA mungkin akan
tertawa sepuas-puasnya..Maka siapakah sebenarnya Wahabi ini??
Bagaimanakah sejarah penamaan mereka??
Salah seorang Dosen itu berkata:
"Sungguh hati kami sangat mencintai Kerajaan Saudi Arabia, demikian pula
dengan jiwa-jiwa dan hati-hati kaum muslimin sangat condong
kepadanya,dimana setiap kaum muslimin sangat ingin pergi kesana, bahkan
antara kami dengan kalian sangat dekat jaraknya. Namun sayang, kalian
berada diatas suatu Madzhab, yang kalau kalian tinggalkan tentu akan
lebih baik, yaitu Madzhab Wahabi."
Kemudian Asy Syaikh dengan tenangnya
menjawab: "Sungguh banyak pengetahuan yang keliru yang melekat dalam
pikiran manusia, yang mana pengetahuan tersebut bukan diambil dari
sumber-sumber yang terpercaya, dan mungkin kalian pun mendapat
khabar-khabar yang tidak tepat dalam hal ini.
Baiklah, agar pemahaman kita bersatu,
maka saya minta kepada kalian dalam diskusi ini agar mengeluarkan
argumen-argumen yang diambil dari sumber-sumber yang terpercaya,dan saya
rasa di Universitas ini terdapat Perpustakaan yang menyediakan
kitab-kitab sejarah islam terpercaya. Dan juga hendaknya kita semaksimal
mungkin untuk menjauhi sifat Fanatisme dan Emosional."
Dosen itu berkata : "saya setuju
denganmu, dan biarkanlah para Masyaikh yang ada dihadapan kita menjadi
saksi dan hakim diantara kita."
Asy Syaikh berkata : "saya terima,
Setelah bertawakal kepada Allah, saya persilahkan kepada anda untuk
melontarkan masalah sebagai pembuka diskusi kita ini."
Dosen itu pun berkata :
"Baiklah kita ambil satu contoh, ada
sebuah fatwa yang menyatakan bahwa firqoh wahabi adalah Firqoh yang
sesat. Disebutkan dalam kitab Al-Mi'yar yang ditulis oleh Al Imam
Al-Wansyarisi, beliau menyebutkan bahwa Al-Imam Al-Lakhmi pernah ditanya
tentang suatu negeri yang disitu orang-orang Wahabiyyun membangun
sebuah masjid, "Bolehkan kita Sholat di Masiid yang dibangun
olehorang-orang wahabi itu ??" maka Imam Al-Lakhmi pun menjawab: "Firqoh
Wahabiyyah adalah firqoh yang sesat, yang masjidnya wajib untuk
dihancurkan, karena mereka telah menyelisihi kepada jalannya kaum
mu'minin, dan telah membuat bid'ah yang sesat dan wajib bagi kaum
muslimin untuk mengusir mereka dari negeri-negeri kaum muslimin ".
(wajib kita ketahui bahwa Imam Al-Wansyarisi dan Imam Al-Lakhmi adalah ulama ahlusunnah)
Dosen itu berkata lagi : "Saya rasa kita sudah sepakat akan hal ini, bahwa tindakan kalian adalah salah selama ini,"
Kemudian Asy Syaikh menjawab : "Tunggu
dulu..!! kita belum sepakat, lagipula diskusi kita ini baru dimulai, dan
perlu anda ketahui bahwasannya sangat banyak fatwa yang seperti ini
yang dikeluarkan oleh para ulama sebelum dan sesudah Al-Lakhmi, untuk
itu tolong anda sebutkan terlebih dahulu kitab yang menjadi rujukan
kalian itu !"
Dosen itu berkata: "Anda ingin saya membacakannya dari fatwanya saja, atau saya mulai dari sampulnya ??"
Asy Syaikh menjawab: "Dari sampul luarnya saja."
Dosen itu kemudian mengambil kitabnya
dan membacakannya: "Namanya adalah Kitab Al-Mi'yar, yang dikarang oleh
Ahmad bin Muhammad Al-Wansyarisi. Wafat pada tahun 914 H di kota Fas, di
Maroko."
Kemudian Asy Syaikh berkata kepada salah
seorang penulis di sebelahnya: "Wahai syaikh, tolong catat baik- baik,
bahwa Imam Al-Wansyarisi wafat pada tahun 914 H. Kemudian bisakah anda
menghadirkan biografi Imam Al- Lakhmi??"
Dosen itu berkata: "Ya."
Kemudian dia berdiri menuju salah satu
rak perpustakaan, lalu dia membawakan satu juz dari salah satu
kitab-kitab yang mengumpulkan biografi ulama. Didalam kitab tersebut
terdapat biografi Ali bin Muhammad Al-Lakhmi, seorang Mufti Andalusia
dan Afrika Utara.
Kemudian Asy Syaikh berkata : "Kapan beliau wafat?"
Yang membaca kitab menjawab: "Beliau wafat pada tahun 478 H"
Asy Syaikh berkata kepada seorang penulis tadi: "Wahai syaikh tolong dicatat tahun wafatnya Syaikh Al-Lakhmi" kemudian ditulis.
Lalu dengan tegasnya Asy Syaikh berkata :
"Wahai para masyaikh....!!! Saya ingin bertanya kepada antum semua
...!!! Apakah mungkin ada ulama yang memfatwakan tentang kesesatan suatu
kelompok yang belum datang (lahir) ???? kecuali kalau dapat wahyu????"
Mereka semua menjawab : "Tentu tidak mungkin, Tolong perjelas lagi maksud anda !"
Asy syaikh berkata lagi : "Bukankah
wahabi yang kalian anggap sesat itu adalah dakwahnya yang dibawa dan
dibangun oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab????"
Mereka berkata : "Siapa lagi???"
Asy Syaikh berkata: "Coba tolong
perhatikan..!!! Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir pada tahun 1115 H
dan wafat pada tahun 1206 H.
Nah, ketika Al-Imam Al-Lakhmi berfatwa
seperi itu, jauh RATUSAN TAHUN lamanya sebelum syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab lahir..bahkan sampai 22 generasi ke atas dari beliau sama belum
ada yang lahir..apalagi berdakwah..
KAIF ??? GIMANA INI???" (Merekapun terdiam beberapa saat..)
Kemudian mereka berkata: "Lalu
sebenarnya siapa yang dimaksud Wahabi oleh Imam Al-Lakhmi tersebut ??
mohon dielaskan dengan dalil yang memuaskan, kami ingin mengetahui yang
sebenarnya !"
Asy Syaikh pun menjawab dengan tenang :
"Apakah anda memiliki kitab Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya, yang ditulis
oleh Al-Faradbil, seorang kebangsaan Francis ?"
Dosen itu berkata: "Ya ini ada"
Asy Syaikh pun berkata : "Coba tolong
buka di huruf "wau" .. maka dibukalah huruf tersebut dan munculah sebuah
judul yang tertulis "Wahabiyyah"
Kemudian Asy Syaikh menyuruh kepada Dosen itu untuk membacakan tentang biografi firqoh wahabiyyah itu.
Dosen itu pun membacakannya: "Wahabi
atau Wahabiyyah adalah sebuah sekte KHOWARIJ ABADHIYYAH yang dicetuskan
oleh Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum Al-Khoriji Al-Abadhi, Orang
ini telah banyak menghapus Syari'at Islam, dia menghapus kewajiban
menunaikan ibadah haji dan telah terjadi peperangan antara dia dengan
beberapa orang yang menentangnya. Dia wafat pada tahun 197 H di kota
Thorat di Afrika Utara. Penulis mengatakan bahwa firqoh ini dinamai
dengan nama pendirinya, dikarenakan memunculkan banyak perubahan dan dan
keyakinan dalam madzhabnya. Mereka sangat membenci Ahlussunnah.
Setelah Dosen itu membacakan kitabnya
Asy Syaikh berkata : "Inilah Wahabi yang dimaksud oleh imam Al-Lakhmi,
inilah wahabi yang telah memecah belah kaum muslimin dan merekalah yang
difatwakan oleh para ulama Andalusia dan Afrika Utara sebagaimana yang
telah kalian dapati sendiri dari kitab-kitab yang kalian miliki. Adapun
Dakwah yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang didukung
oleh Al-Imam Muhammad bin Su'ud-Rahimuhumallah-, maka dia bertentangan
dengan amalan dakwah Khowarij, karena dakwah beliau ini tegak diatas
kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam yang
shahih, dan beliau menjauhkan semua yang bertentangan dengan keduanya,
mereka mendakwahkah tauhid, melarang berbuat syirik, mengajak umat
kepada Sunnah dan menjauhinya kepada bid 'ah, dan ini merupakan Manhaj
Dakwahnya para Nabi dan Rasul.
Syubhat yang tersebar dinegeri-negeri
Islam ini dipropagandakan oleh musuh- musuh islam dan kaum muslimin dari
kalangan penjajah dan selain mereka agar terjadi perpecahan dalam
barisan kaum muslimin.
Sesungguhnya telah diketahui bahwa dulu
para penjajah menguasai kebanyakan negeri-negeri islam pada waktu
itu,dan saat itu adalah puncak dari kekuatan mereka. Dan mereka tahu
betul kenyataan pada perang salib bahwa musuh utama mereka adalah kaum
muslimin yang bebas dari noda yang pada waktu itu menamakan dirinya
dengan Salafiyyah. Belakangan mereka mendapatkan sebuah pakaian siap
pakai, maka mereka langsung menggunakan pakaian dakwah ini untuk membuat
manusia lari darinya dan memecah belah diantara kaum muslimin, karena
yang menjadi moto mereka adalah "PECAH BELAHLAH MEREKA, NISCAYA KAMU
AKAN MEMIMPIN MEREKA "
Sholahuddin Al-Ayubi tidaklah mengusir
mereka keluar dari negeri Syam secara sempurna kecuali setelah
berakhirnya daulah Fathimiyyah Al-Ubaidiyyin di Mesir, kemudian beliau
(Sholahuddin mendatangkan para ulama ahlusunnah dari Syam lalu mengutus
mereka ke negeri Mesir, sehingga berubahlah negeri mesir dari aqidah
Syiah Bathiniyyah menuju kepada Aqidah Ahlusunnah yang terang dalam hal
dalil, amalan dan keyakinan.(Sumber: feehas.wordpress.com)
(silahkan lihat kitab Al Kamil Oleh Ibnu Atsir)
Hei Wahabi
46. Hei Wahabi ! Ucapan
Syeikh As-Sakhawi tentang Imam Al-A’la Al-Bukhari yang menyatakan bahwa
Sang Imam SANGAT TAKUT dekat dengan Penguasa, Ente ubah jadi SANGAT
DEKAT dengan Penguasa. Apa-apaan nih ??? Wahabi FATTAAAN ….TUKANG FITNAH
yang berbahaya !!!
47. Hei Wahabi ! Kitab
Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah jilid ke-10 tentang ILMU SULUK dan TASHAWWUF
pernah cukup lama tidak diterbitkan oleh Wahabi. Baru setelah diprotes
banyak pihak, akhirnye Ente sisipin lagi jilid tersebut. Gile Luu….Imam
Lu sendiri Lu Kangkangin !! Wahabi kurang ajar !!! Wahabi tidak punya
adab !!!
48. Hei Wahabi ! Kitab
Nihayatul Qoul Al-Mufid karya Syeikh Muhammad Makki Nashr Al-Juraisi
yang menulis bahwa dirinya Madzhab Syafi’i dengan THORIQOH SYADZALI,
tapi Ente buang Thoriqohnya. Kenape ?! Benci Thoriqoh nih ?! Benci sih
benci, tapi ADIL dong !!!
49. Hei Wahabi ! Dalam
kitab Al-Mughni karya Imam Ibnu Qudamah Al-Hanbali ada BAB ISTIGHOTSAH,
tapi dalam cetakan ulang Wahabi dibuang sama sekali. wah…wah….wah…Imam
sendiri Lu BERAKIN !!! Dasar KADAL GURUN !!!
50. Hei Wahabi ! Kitab
Tarikh Al-Ya’qubi jilid 2 hal 37 aslinya menyebut “Nash” buat Ali RA di
“Ghadir Khum”, tapi dalam cetakan Wahabi kata “Nash” dan “Ghadir Khum”
dilenyapkan. Kenape ? Ente takut dijadikan dalil oleh kalangan Syiah ??
Hei BAHLUL, Sunni Sejati hadapi Syiah dengan ILMU, bukan dengan
KEBOHONGAN !! Dasar SUNNI GADUNGAN !!!
51. Hei Wahabi !
As-Syeikh Al-Muhaddits Ahmad b Muhammad b Shiddiq Al-Ghumari dalam
kitabnya “Al-Burhan Al-Jaliy” mencatat PEMALSUAN WAHABI terhadap Kitab
Ahwal Al-Qubur karya Ibnu Rajab Al-Hanbali dan Kitab Tafsir Al-Bahr
Al-Muhith karya Abu Hayyan, serta sebuah kitab lainnya yang berjudul
“Iqtidho Ash-Shiroth Al-Mustaqim”. Edan Lu ! Berape kitab lagi yang Lu
mau obok-obok ?!
52. Hei Wahabi ! Lu
Edan ! Lu Gila ! Kitab-Kitab Ulama Besar Lu berani PALSUIN !! Lu pikir
enggak bakal ketahuan !!! Sekarang terbukti Lu PALSUIN kitab-kitab :
Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Jami’ Tirmidzi, Musnad Imam Ahmad, Tasir
Al-Bahr Al-Muhith, Al-Ibanah, Thabaqot Ibnu Sa’ad, Tarikh Thabari,
Al-Aghani, dll. Ternyata Wahabi PEMALSU HADITS DAN KITAB !!!
53. Hei Wahabi !
Pendiri Wahabi dalam kitab Muallafaat Muhammad b Abdul Wahhab hal
186-187 menyatakan bahwa hanya dia yang paham makna “Laa ilaaha
illallaah”, SEMUA ULAMA dari zaman Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
s/d zamannya adalah SESAT karena tidak tahu makna “Laa ilaaha
illallaah”. Weis sombongnya !! Takabbur seperti IBLIS !!!
54. Hei Wahabi ! Putra
Pendiri Wahabi Syeikh Abdullah b Muhammad b Abdul Wahhab dalam kitab
Ad-Durar As-Saniyyah fi Al-Ajwibah An-Najdiyyah jilid 1 hal 224
menyatakan bahwa orang yang BERTAWASSUL adalah MUSYRIK dan HALAL dibunuh
dan dijarah. Wah…Gawat, padahal TAWASSUL dan TABARRUK adalah masalah
FURU’ AQIDAH yang diperselisihkan Ulama Ahlus Sunnah. Kok mudah betul
MENGKAFIRKAN dan menghalalkan pembunuhan dan penjarahan ??!! Wahabi
Pembunuh….Wahabi Penjarah !!
55. Hei Wahabi ! Syeikh
Ibn Baz dalam kitab Fatawa fil Aqidah hal 13 menyatakan bahwa
ISTIGHOTSAH dan TAWASSUL dengan para Nabi dan Auliya adalah MUSYRIK
KAFIR. Ha…Haa…Haaa…ternyata Para Syeikh Wahabi SETALI TIGA UANG.
Semuanye sama : TUKANG KAFIRIN MUSLIM !!!
56. Hei Wahabi ! Syeikh
Abu Bakar AL-Jazairi dalam kitab Aqidatul Mu’min hal 144 menyatakan
bahwa TAWASSUL adalah SYIRIK dan pelakunya KEKAL DI NERAKA. Nah, nih
satu lagi Syeikh Wahabi yang pegang KUNCI PINTU NERAKA !!
iiiih……sereeeeeemmm !!!
57. Hei Wahabi ! Syeikh
Muhammad b Soleh Utsaimin dalam kitab Liqo Al-Bab Al-Maftuh hal 42
menyatakan bahwa Imam Nawawi rhm dan Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani rhm
BUKAN Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Nah Lu, satu lagi Syeikh Wahabi SOK
ASWAJA sendirian. Padahal ilmu dan jasa SI WAHABI ini terhadap Islam dan
umatnya tidak seujung kuku Nawawi dan Ibnu Hajar. Dasar sombong ! Sok
pinter Lu !! Sok suci Lu !!!
58. Hei Wahabi ! Syeikh Al-Qonuji dalam
kitab Ad-Din Al-Kholish jilid 1 hal 140 mengikuti jejak Cucu Pendiri
Wahabi Abdurrahman b Hasan b Muhammad b Abdul Wahhab dalam kitab Fathul
Majid Syarh Kitab At-Tauhid hal 217, sama-sama menyatakan bahwa TAQLID
kepada Madzhab adalah bagian dari SYIRIK. Wahabi mulutnya BAU, karena
selalu keluar kata SYIRIK buat umat Islam sendiri. Bau Kentut Mulut Lu !
Bau Tai Bacot Lu ! ! Bau Bangke Cecongoran Lu !!!
59. Hei Wahabi ! Syeikh
Nashiruddin Al-Albani dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah jus 6
hal 676 menyatakan bahwa MUSUH SUNNAH adalah orang yang bermadzhab dan
Asy’ariyyah serta Para Shufi dan lainnya. Nih catat satu lagi Syeikh
Wahabi yang KAFIRKAN Asy’ari dan semua orang bermadzhab termasuk para
ULAMA BESAR SEMUA MADZHAB. Jadi, cuma Wahabi yang Islam, sedang yang
lain kafir semuanya ???!!! Dasar Kutu Onta !!!
60. Hei Wahabi ! Cucu
pendiri Wahabi Syeikh Abdurrahman b Hasan b Muhammad b Abdul Wahhab
dalam dua kitabnya : Qurrah ‘uyun Al-Muwahhidiin hal 47 dan Fathul Majid
hal 191-192 tegas MENGGENERALISIR PENGKAFIRAN terhadap Muslimin di
Mesir, Yaman, Iraq, Oman, Syam dan Hijaz. Ha…ha…haaaa… Apa yang Muslim
cuma orang NEJED doang ??? Dasar WAHABI BAHLUL !!!
61. Hei Wahabi !
Pemerintah SAUDI mendoktrin anak-anak sekolah di Saudi via buku
pelajaran sekolah SLTA terbitan Kementerian Pendidikan dalam buku
pelajaran AT-TAUHID kelas 1 SLTA hal 67 bahwa MUSYRIKUN adalah Salafnya
Jahmiyyah, Mu’tazilah dan ASY’ARIYYAH. Nih, kenalilah SAUDI sebagai
BANDOT WAHABI !!!
62. Hei Wahabi ! Ada
kabar LUCU : Abdulkarim b Soleh Al-Wahabi dalam kitabnya Hidayatul
Hairan fi Mas-alatid Dauran MENOLAK Bumi Berputar, karena Allah
Subhanahu wa Ta'ala menurut Wahabi turun dengan DZATNYA ke Bumi setiap
sepertiga malam terakhir, sehingga jika Bumi Berputar maka Allah
Subhanahu wa Ta'ala tidak naik-naik ke ‘Arsy. Makanya belajar dengan
ASWAJA yang meyakini bahwa yang turun adalah RAHMAT Allah Subhanahu wa
Ta'ala bukan DZAT Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maha Suci Allah Subhanahu
wa Ta'ala dari tuduhan keji Wahabi ! Emang Wahabi itu Bodoh, Bego,
Tolol, Goblok, Pandir, Idiot, Bahluuuuuul !!!
63. Hei Wahabi ! Ente
bilang Allah Subhanahu wa Ta'ala punya tangan dan kaki serta wajah, lalu
duduk di atas Singgasana dan turun naik antara Langit dan Bumi. Itu
artinya Wahabi MUJASSIM yang menjasmanikan Allah Subhanahu wa Ta'ala,
dan MUSYABBIH yang menyerupakan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan
makhluq. Imam Ahmad rhm berkata : “Barangsiapa yang berkata bahwa Allah
adalah JISIM tidak seperti JISIM-JISIM maka ia telah KAFIR.” Ooii….
Ternyata Wahabi itu KAFIR dalam pandangan Imam Ahmad ! Kaciaan deh
Luuu…!!
64. Hei Wahabi ! Masih
soal BUMI BERPUTAR : Syeikh Ibn Baz dalam kitab Al-Adillah An-Naqliyyah
wal Hissiyyah ‘ala Jiryan Asy-Syams wa Sukun Al-Ardh hal 17, 23 dan 72,
serta kitab Fatawa Ibn Baz jilid 9 hal 160 yang dimuat dalam Fatwa
Kerajaan Saudi No.1 / 2925 tertgl 22/7/1397 H menyatakan bahwa pendapat
bumi berputar adalah pendapat yang sangat keji dan munkar, serta yang
berpendapat tersebut adalah telah KAFIR dan SESAT, sehingga WAJIB
dituntut bertaubat, jika tidak mau Taubat maka harus DIHUKUM MATI
sebagai KAFIR MURTAD dan hartanya disita buat Kas Negara. Wow….WAHABI
SADIS !!! Lu lihat tuh….Begonya Wahabi !!!
65. Hei Wahabi ! Masih
soal BUMI BERPUTAR : Syeikh Ibnu Sholeh Al-’Utsaimin menyarankan via
Majmu Fatawa wa Rasail Fadhilah Asy-Syeikh Muhammad Ibnu Sholeh
Al-’Utsaimin jilid 3 Fatwa No. 428 hal 153, agar soal BUMI BERPUTAR
jangan diajarkan di sekolah-sekolah. Kompakkan KUPERNYA WAHABI ?! Wahabi
MADZHAB PRIMITIF !!
66. Hei Wahabi ! Masih
soal BUMI BERPUTAR : Ulama sepakat bahwa SALAF itu adalah RASULULLAH
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan SHAHABAT serta TABI’IIN dan TABI’IT
TABI’IN. tapi Syeikh Ibnu Baz dalam kitab Al-Adillah An-Naqliyyah wal
Hissiyyah menyatakan bahwa telah jadi IJMA’ SALAF seperti IBNU
TAIMIYYAH, IBNU KATSIR dan IBNUL QOYYIM bahwa BUMI TIDAK BERPUTAR. Aneh,
mereka BUKAN SALAF, kok disebut SALAF ?! Dan SALAF tidak ada yang
bicara soal BUMI BERPUTAR atau TIDAK BERPUTAR, kok disebut sdh IJMA’ ?!
Wahabi memang Tukang Tipu !! Sangat menjijikkan !!!
67. Hei Wahabi !
Dalamkitab Thabaqat Hanabilah karya Ibnu Abi Ya’la jilid 2 hal 39 ada
sebuah Hadits Buatan Wahabi menyatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala
berupa seorang pemuda berambut ikal bergelombang mengenakan pakaian
merah. Apa ini Bukan TAJSIM Dan TASYBIH ??? !!! Ini AQIDAH SESAT
MENYESATKAN !!! Ternyata Wahabi BIANG BID’AH !!!
68. Hei Wahabi ! Dalam
kitab At-Tauhid wa Itsbat Shifat Ar-Rabb karya Ibnu Khuzaimah saat belum
TAUBAT dan masih MUJASSIM, di hal 198 menyatakan bahwa Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melihat Allah Subhanahu wa Ta'ala sedang
DUDUK di TAMAN HIJAU di atas KURSI EMAS di bawahnya PERMADANI EMAS yang
dipikul oleh EMPAT MALAIKAT yang berupa SEORANG LELAKI, dan BANTENG, dan
BURUNG ELANG, serta SINGA. Nah, dengan karya seperti ini Ibnu Khuzaimah
dipuji oleh Ibnu TAIMIYYAH dalam Majmu’ Fatawa jilid 3 hal 192, sebagai
“Imamnya para Imam”. Jadi jelas sudah bahwa AQIDAH WAHABI : NGAWUR dan
KEBLINGER…..!!!
69. Hei Wahabi ! Dalam
kitab Thabaqat Hanabilah karya Ibnu Abi Ya’la jilid 2 hal 39 dan kitab
At-Tauhid wa Itsbat Shifat Ar-Rabb karya Ibnu Khuzaimah hal 198,
merangkumkan AQIDAH WAHABI bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala berupa
SEORANG PEMUDA BERAMBUT IKAL BERGELOMBANG dengan PAKAIAN MERAH yang
sedang DUDUK di TAMAN HIJAU di atas KURSI EMAS di bawahnya PERMADANI
EMAS yang dipikul oleh EMPAT MALAIKAT yang berupa SEORANG LELAKI, dan
BANTENG, dan BURUNG ELANG, serta SINGA. Ternyata ada sebuah LUKISAN
NASHRANI yang menggambarkan YESUS sebagai TUHAN dengan ciri sama persis
dengan AQIDAH WAHABI tersebut. Nah Lu, kok bisa SAMA gambaran TUHAN
NASHRANI dengan TUHAN WAHABI ???!!! Jangan-jangan SATU SUMBER nih ???!!!
Kitab-Kitab Anti VIRUS WAHABI
oleh : Abdul Basit
Berikut ini daftar nama-nama Ulama-ulama ahlusunnah wal jamaah beserta kitab-kitabnya yang menolak Virus atau faham wahabi/salafi , dan memperingatkan ummat akan bahaya faham tersebut : (Yang sempat tercatat di dalam file kami)
1. Al-Ahsa’i Al-Misri, Ahmad (1753-1826): beliau menulis kitab (tidak diterbitkan) khusus untuk menolak faham wahabi (salafi) dan menetralisir Virusnya. Putra beliau Shaykh Muhammad ibn Ahmad ibn `Abd al-Latif al-Ahsa’i juga menulis kitab dengan tujuan yang sama.
2. Al-Ahsa’i, Al-Sayyid `Abd al-Rahman :
menulis 60 bait puisi, dimulai dengan bait : Badat fitnatun kal layli
qad ghattatil aafaaqa, wa sha“at fa kadat tublighul gharba wash sharaqa
(Fitnah telah datang seperti senja kala menutupi langit , dan menyebar
luas mencapai timur dan barat)
3. Al-`Amrawi, `Abd al-Hayy, and `Abd
al-Hakim Murad (Qarawiyyin University, Morocco): Al-tahdhir min
al-ightirar bi ma ja’a fi kitab al-hiwar (”Warning Against Being Fooled
By the Contents of the Book” – peringatan melawan pembodohan oleh
kandungan kitab) oleh Ibn Mani`( sebuah debat dengan al Maliki) an
attack on Ibn `Alawi al-Maliki by a Wahhabi writer – sebuah serangan kepada Ibn `Alawi al-Maliki oleh penulis wahabi.
4. `Ata’ Allah al-Makki: al-sarim al-hindi fil `unuq al-najdi ["The Indian Scimitar on the Najdi's Neck"].
5. Al-Azhari, `Abd Rabbih ibn Sulayman
al-Shafi`i .Penulis Sharh Jami’ al-Usul li ahadith al-Rasul, kitab dasar
Usul al-Fiqh: Fayd al-Wahhab fi Bayan Ahl al-Haqq wa man dalla `an
al-sawab, vol 4 – The author of Sharh Jami’ al-Usul li ahadith al-Rasul,
a basic book of Usul al-Fiqh: Fayd al-Wahhab fi Bayan Ahl al-Haqq wa
man dalla `an al-sawab, 4 vols. ["Allah's Outpouring in Differentiating
the True Muslims From Those Who Deviated From the Truth"].
6. Al-`Azzami, `Allama al-shaykh Salama (d. 1379H): Al-Barahin al-sati`at ["bukti2 yang bersinar..."- "The Radiant Proofs..."].
7. Al-Barakat al-Shafi`i al-Ahmadi al-Makki, `Abd al-Wahhab ibn Ahmad: kitabnya menolak faham wahabi/salafi tidak dipublikasikan – unpublished manuscript of a refutation of the Wahhabi sect.
8. Al-Bulaqi, Mustafa al-Masri : telah
menulis 126 bait pusi menentang wahabi berjudul: Samnudi’s “Sa`adat
al-Darayn” – wrote a refutation to San`a’i’s poem in which the latter
had praised Ibn `Abd al-Wahhab. It is in Samnudi’s “Sa`adat al-Darayn”
and consists in 126 verses
9. Al-Buti, Dr. Muhammad Sa`id Ramadan
(University of Damascus): Al-salafiyyatu marhalatun zamaniyyatun
mubarakatun la madhhabun islami (salafiyyah adalah sebuah masa sejarah
yang penuh berkah, bukan sebuah madzhab dalam Islam – “The Salafiyya is a
blessed historical period not an Islamic school of law, Damascus: Dar
al-fikr, 1988). Al-lamadhhabiyya akhtaru bid`atin tuhaddidu al-shari`a
al-islamiyya – ["Non-madhhabism is the most dangerous innovation
presently menacing Islamic law"] (Damascus: Maktabat al-Farabi, n.d)
10. Al-Dahesh ibn `Abd Allah, Dr. (Arab
University of Morocco), ed. Munazara `ilmiyya bayna `Ali ibn Muhammad
al-Sharif wa al-Imam Ahmad ibn Idris fi al-radd `ala Wahhabiyyat Najd,
Tihama, wa `Asir – ["Scholarly Debate Between the Sharif and Ahmad ibn
Idris Against the Wahhabis of Najd, Tihama, and `Asir"].
11. Dahlan, al-Sayyid Ahmad ibn Zayni
(d. 1304/1886). Mufti Mekkah dan syaikhul Islam dan pemimpin agama
tertinggi untuk daerah Hijaz (highest religious authority in the Ottoman
jurisdiction). Kitab beliau : al-Durar al-saniyyah fi al-radd ala
al-Wahhabiyyah (mutiara2 murni menjawab wahabi – “The Pure Pearls in
Answering the Wahhabis”). Dan :Fitnat al-Wahhabiyyah ( fitnah wahabi –
“The Wahhabi Fitna”); Khulasat al-Kalam fi bayan Umara’ al-Balad
al-Haram ["The Summation Concerning the Leaders of the Sacrosanct
Country"], a history of the Wahhabi fitna in Najd and the Hijaz.
12. Al-Dajwi, Hamd Allah: al-Basa’ir li
Munkiri al-tawassul ka amthal Muhd. Ibn `Abdul Wahhab ["The Evident
Proofs Against Those Who Deny the Seeking of Intercession Like Muhammad
Ibn `Abdul Wahhab"].
13. Shaykh al-Islam Dawud ibn Sulayman
al-Baghdadi al-Hanafi (1815-1881 CE): al-Minha al-Wahbiyya fi radd
al-Wahhabiyya ["The Divine Dispensation Concerning the Wahhabi
Deviation"]; Ashadd al-Jihad fi Ibtal Da`wa al-Ijtihad ["The Most
Violent Jihad in Proving False Those Who Falsely Claim Ijtihad"].
14. Al-Falani al-Maghribi, al-Muhaddith
Salih: menulis buku besar jawaban2 ulama-ulama 4 madzhab dalam menangkal
faham Wahabi/salafi. authored a large volume collating the answers of
scholars of the Four Schools to Muhammad ibn `Abd al-Wahhab.
15. Al-Habibi, Muhammad `Ashiq
al-Rahman: `Adhab Allah al-Mujdi li Junun al-Munkir al-Najdi (siksa
Allah yang pedih kepada pembangkang gila dari najed – “Allah’s Terrible
Punishment for the Mad Rejector From Najd”).
16. Al-Haddad, al-Sayyid al-`Alawi ibn
Ahmad ibn Hasan ibn al-Qutb Sayyidi `Abd Allah ibn `Alawi al-Haddad
al-Shafi`i: al-Sayf al-batir li `unq al-munkir `ala al-akabir (pedang
yang tajam untuk leher pembangkang imam2 besar – “The Sharp Sword for
the Neck of the Assailant of Great Scholars”].. Juga kitab setebal 100
halaman yang tidak dipublikasikan berjudul: Misbah al-anam wa jala’
al-zalam fi radd shubah al-bid`i al-najdi al-lati adalla biha al-`awamm (
lampu ummat manusia dan cahaya penerang pada kegelapan berkenaan dengan
sanggahan pada kerusakan dan bid’ah dari najed yang mana dia telah
menyesatkan orang2 awam – “The Lamp of Mankind and the Illumination of
Darkness Concerning the Refutation of the Errors of the Innovator From
Najd by Which He Had Misled the Common People”].
17. Al-Hamami al-Misri, Shaykh Mustafa:
Ghawth al-`ibad bi bayan al-rashad – ["The Helper of Allah's Servants
According to the Affirmation of Guidance"].
18. Al-Hilmi al-Qadiri al-Iskandari,
Shaykh Ibrahim: Jalal al-haqq fi kashf ahwal ashrar al-khalq ["The
Splendor of Truth in Exposing the Worst of People] (pub. 1355H).
19. Al-Husayni, `Amili, Muhsin
(1865-1952). Kashf al-irtiyab fi atba` Muhammad ibn `Abd al-Wahhab ["The
Dispelling of Doubt Concerning the Followers of Muhammad ibn `Abd
al-Wahhab"]. [Yemen?]: Maktabat al-Yaman al-Kubra, 198?.
20. Ibn `Abd al-Latif al-Shafi`i, `Abd
Allah: Tajrid sayf al-jihad `ala mudda`i al-ijtihad ["The drawing of the
sword of jihad against the false claimants to ijtihad"]. The family of
Ibn `Abd al-Razzaq al-Hanbali in Zubara and Bahrayn possess both
manuscript and printed refutations by scholars of the Four Schools from
Mecca, Madina, al-Ahsa’, al-Basra, Baghdad, Aleppo, Yemen and other
Islamic regions.
21. Ibn `Abd al-Wahhab al-Najdi, `Allama
al-Shaykh Sulayman (elder brother of Muhammad ibn `Abd al-Wahhab –
kakak kandung dajjal muhammad ibn wahhab) ; al-Sawa’iq al-Ilahiyya fi
al-radd ‘ala al-Wahhabiyya ( halilintar yang hebat dalam menjawab
wahabi). ["Divine Lightnings in Answering the Wahhabis"]. Ed. Ibrahim
Muhammad al-Batawi. Cairo: Dar al-insan, 1987. Offset reprint by Waqf
Ikhlas, Istanbul: Hakikat Kitabevi, 1994. Prefaces by Shaykh Muhammad
ibn Sulayman al-Kurdi al-Shafi`i and Shaykh Muhammad Hayyan al-Sindi
(Muhammad Ibn `Abd al-Wahhab’s shaykh) to the effect that Ibn `Abd
al-Wahhab is “dall mudill” (”misguided and misguiding”).
22. Ibn `Abidin al-Hanafi, al-Sayyid
Muhammad Amin: Radd al-muhtar `ala al-durr al-mukhtar, Vol. 3, Kitab
al-Iman, Bab al-bughat. ["Answer to the Perplexed: A Commentary on "The
Chosen Pearl,"" Book of Belief, Chapter on Rebels]. Cairo: Dar al-Tiba`a
al-Misriyya, 1272 H.
Ibn `Afaliq al-Hanbali, Muhammad Ibn
`Abdul Rahman: Tahakkum al-muqallidin bi man idda`a tajdid al-din
(sindiran tajam para muqallid kepada mereka yang menuntut pembaharuan
agama).Sebuah kitab yang meliputi banyak hal yang mana membuktikan
kesesatan wahabi/ salafi dan tidak bisa dijawab oleh dajjal muhammad ibn
wahab dan pengikutnya. [Sarcasm of the muqallids against the false
claimants to the Renewal of Religion]. A very comprehensive book
refuting the Wahhabi heresy and posting questions which Ibn `Abdul
Wahhab and his followers were unable to answer for the most part.
(Sumber: http://bankwahabi.wordpress.com/)
.Bahkan kemudian bangkitlah Para Ulama
dari berbagai belahan dunia Islam yg menulis kitab yg berjilid-jilid
hanya untuk menunjukkan berbagai kesalahan dan penyimpangan Albani, kita
dapat lihat sebagai berikut :
- Ulama Ahli Hadis dari India yaitu
Habib al-Rahman al-A`zami yg mengarang Kitab al-Albani Shudhudhuh wa
Akhta’uh (“Penyimpangan dan Kesalahan Albani”) dalam 4 jilid.
- Ulama Siria yaitu DR. Muhammad Sa`id
Ramadan al-Buti yg mengarang 2 kitab al-Lamadhhabiyya Akhtaru Bid`atin
Tuhaddidu al-Shari`a al-Islamiyya (“Tidak bermadzbah adalah bid’ad
terburuk melawan syari’at Islam”) and al-Salafiyya Marhalatun
Zamaniyyatun Mubaraka La Madhhabun Islami (“Genreasi Awal Islam adalah
Tahapan Masa yg penuh berkah, bukan madzhab Islam”)
- Ulama Ahli Hadis dari Maroko yaitu
Imam `Abd Allah ibn Muhammad ibn al-Siddiq al-Ghumari yg mengarang Kitab
Irgham al-Mubtadi` al-Ghabi bi Jawaz al-Tawassul bi al-Nabi fi al-Radd
`ala al-Albani al-Wabi (“The Coercion of the Unintelligent Innovator
with the Licitness of Using the Prophet – Allah bless and greet him – as
an Intermediary in Refutation of al-Albani the Baneful”), al-Qawl
al-Muqni` fi al-Radd `ala al-Albani al-Mubtadi` (“Ucapan yg Jelas untuk
membantah al-Albani Sang Pelaku Bid’ah”), and Itqan al-Sun`a fi Tahqiq
Ma`na al-Bid`a (“Aktivitas yg mulia untuk meneliti pengertian bida’h”).
- Ulama Ahli Hadis dari Maroko yaitu
Imam `Abd al-`Aziz ibn Muhammad ibn al-Siddiq al-Ghumari yg mengarang
Kitab Bayan Nakth al-Nakith al-Mu`tadi (“Penjelasan tentang penyimpanga
Al-Mubtadi’ (Sang Pelaku bid’ah)”).
- Ulama Ahli Hadis dari Siria yaitu Imam
`Abd al-Fattah Abu Ghudda yg mengarang Kitab Radd `ala Abatil wa
Iftira’at Nasir al-Albani wa Sahibihi Sabiqan Zuhayr al-Shawish wa
Mu’azirihima (“Bantahan atas kebatilan dan dusta dari Nasir al-Albani
and sahabatnya Zuhayr al-Shawish dan para pengikutnya”).
- Ulama Ahli Hadis dari Mesir yaitu Imam Muhammad `Awwama yg mengarang Adab al-Ikhtilaf (“Etika dalam Perbedaan”).
- Ulama Ahli Hadis dari Mesir yaitu Imam
Mahmud Sa`id Mamduh yg mengarang Wusul al-Tahani bi Ithbat Sunniyyat
al-Subha wa al-Radd `ala al-Albani (“The Alighting of Mutual Benefit and
Confirmation that the Dhikr-Beads are a Sunna in Refutation of
al-Albani”) dan Tanbih al-Muslim ila Ta`addi al-Albani `ala Sahih Muslim
(“Peringatan bagi kaum Muslimin tentang serangan Albani atas Sahih
Muslim”).
- Ulama Ahli Hadis dari Saudi yaitu Imam
Isma`il ibn Muhammad al-Ansar yg mengarang Kitab Ta`aqqubat `ala
“Silsilat al-Ahadith al-Da`ifa wa al-Mawdu`a” li al-Albani (“Kritik atas
kitab Silsilat al-Ahadith al-Da`ifa wa al-Mawdu`a” li al-Albani “),
Tashih Salat al-Tarawih `Ishrina Rak`atan wa al-Radd `ala al-Albani fi
Tad`ifih (“Meluruskan (persepsi) ttg sholat tarawih 20 raka’at dan
bantahan atas al-Albani yg mendhoifkannya”), dan Ibahat al-Tahalli bi
al-Dhahab al-Muhallaq li al-Nisa’ wa al-Radd `ala al-Albani fi Tahrimih
(“Kebolehan memakai kalung perhiasan dari emas bagi para wanita dan
bantahan atas Albani yg mengharamkannya”).
- Ulama Hadis Siria yaitu Imam Badr
al-Din Hasan Diab yang mengarang kitab Anwar al-Masabih `ala Zulumat
al-Albani fi Salat al-Tarawih (“Cahaya Pelita atas kegelapan Albani dlm
masalah Salat tarawih”).
- Direktur Urursan keagamaan di Dubai,
yaitu Syeikh`Isa ibn `Abd Allah ibn Mani` al-Himyari yg menulis kitab
al-I`lam bi Istihbab Shadd al-Rihal li Ziyarati Qabri Khayr al-Anam –
Allah bless and greet him – (“Penjelasan ttg sunnahnya bepergian untuk
berziarah ke makam nabi SAW ) dan al-Bid`a al-Hasana Aslun Min Usul
al-Tashri` (“Bid’ah Hasanah memiliki dasar dalam Pokok Tasyri’ “).
- Menteri Urusan Islam dan Keagamaan di
Uni Emirat Arab yaitu Shaykh Muhammad ibn Ahmad al-Khazraji yang menulis
sebuah artikel al-Albani: Tatarrufatuh (“Posisi Al-Albani’s yg
Ekstrim”).
- Ulama Siria yaitu Syeikh Firas
Muhammad Walid Ways dlm kitabnya Ibn al-Mulaqqin’s yg berjudul Sunniyyat
al-Jumu`a al-Qabliyya (“Shalat Sunnah sebelum Sholat Jum’at adl
sunnah”).
- Ulama Siria yaitu Imam Samer Islambuli yang mengarang kitab al-Ahad, al-Ijma`, al-Naskh.
- Ulama Yordania yaitu Imam As`ad Salim
Tayyim yang mengarang Kitab Bayan Awham al-Albani fi Tahqiqihi li Kitab
Fadl al-Salat `ala al-Nabi – (Penjelasan ttg kesalahan Albani dlm
penelitiannya atas kitab Fadl al-Salat `ala al-Nabi)
- Ulama Ahli Hadi dari Yordania yaitu
Imam Hasan `Ali al-Saqqaf yg mengarang dua jlid kitab berjudul Tanaqudat
al-Albani al-Wadiha fi ma Waqa`a fi Tashih al-Ahadith wa Tad`ifiha min
Akhta’ wa Ghaltat (“Albani’s Patent Self-Contradictions in the Mistakes
and Blunders He Committed While Declaring Hadiths to be Sound or Weak”),
Ihtijaj al-Kha’ib bi `Ibarat man Idda`a al-Ijma` fa Huwa Kadhib (“The
Loser’s Recourse to the Phrase: `Whoever Claims Consensus Is a Liar!’”),
al-Qawl al-Thabtu fi Siyami Yawm al-Sabt (“The Firm Discourse
Concerning Fasting on Saturdays”), al-Lajif al-Dhu`af li al-Mutala`ib bi
Ahkam al-I`tikaf (“The Lethal Strike Against Him Who Toys with the
Rulings of I`tikaf), Sahih Sifat Salat al-Nabi Sallallahu `alayhi wa
Sallam (“Sifat Sholat Nabi yg Benar”), I`lam al-Kha’id bi Tahrim
al-Qur’an `ala al-Junub wa al-Ha’id (“The Appraisal of the Meddler in
the Interdiction of the Qur’an to those in a State of Major Defilement
and Menstruating Women”),
Talqih al-Fuhum al-`Aliya (“The Inculcation of Lofty Discernment”), and
Sahih Sharh al-`Aqida al-Tahawiyya (“Syarh Aqidah Ath-Thohawiyyah yg benar)”).
Alhamdulillah, telah bangkit para Ulama
pembela Islam untuk meluruskan penyimpangan2 yg disebarkan oleh ‘orang
yg tdk bertanggung jawab’, sehingga umat ini tetap dalam jalan yg sesuai
dg Al-Haq yaitu Al-Kitab dan As-Sunnah. (Sumber: warkopmbahlalar.com)
"Meluruskan Sejarah Wahhabi"
Faidah-faidah yang dapat dipetik dari pembahasan,
Kenapa Wahhabi di Indonesia Malu di Panggil "WAHABI" Padahal Nama "WAHHABI" Diakui dan Dibanggakan Oleh Para Pemuka Wahabi Sendiri
Kebanyakan orang Wahabi mengingkari nama
“Wahhabiyyah”, mereka berkata: “Tidak ada yang namanya kelompok
Wahhabi”. Mereka bersikap demikian karena mereka tahu sejarah hitam
gerakan Wahhabi; yang penuh dengan darah, teror, dan pembunuhan, lalu
untuk mengelabui orang banyak gerakan mereka itu dibungkus dengan nama
“Salafi”. Sementara, berikut ini bukti nyata bahwa sebagian mereka
mengakui, - bahkan bangga-, menyebut gerakan yang dibawa Muhammad bin
Abdul Wahhab ini dengan nama “Wahhabiyyah”. Ini tertulis nyata dalam
buku yang mereka terbitkan sendiri; ditulis oleh salah seorang pemuka
mereka di wilayah Qatar, bernama: “Ahmad bin Hajar Al Buthami Al bin
Ali”, judul bukunya: “as Syekh Muhammad ibn Abdil Wahhab ‘Aqidatuh as
Salafiyyah Wa Da’watuh al Islamiyyah”. Bahkan buku ini diedit dan
sebarluaskan oleh pemuka Wahhabi lainnya, yaitu “Abdul Aziz bin Abdullah
bin Baz”. Dicetak tahun 1393 H, penerbit Syarikat Mathabi’ al Jazirah.
Perhatikan di halaman 105, ia menuliskan berikut ini:
فلما التقى الوهابيين في مكة
“Ketika bertemu dengan orang-orang Wahhabi di Mekah…”
Juga menuliskan:
استطاع الوهابيون أن يقيموا الدولة الإسلامية على أساس من المبادئ الوهابية
“… orang-orang Wahhabi mampu mendirikan Dawlah Islamiyyah di atas dasar ajaran-ajaran Wahhabiyah”
Kemudian juga menuliskan:
ولكن الدعوة الوهابية
“Akan tetapi dakwah Wahhabi…”
Juga menuliskan:
يدينون الإسلام على المذهب الوهابي
“Meraka (orang-orang Wahhabi) beragama Islam di atas madzhab Wahhabi”.
Penamaan diri mereka sebagai kaum
Wahhabiyyah juga dikuatkan oleh pemuka Wahhabi lainnya, bernama Muhammad
bin Jamil Zainu, salah seorang guru terkemuka Wahhabi di Mekah, dalam
buku karyanya berjudul “Quthuf Min asy Syama’il al Muhammadiyyah”, cet.
Dar ash Shahabah. Buku di ini disebarkan secara cuma-cuma (alias buku
gratis) di wilayah Lebanon dibawah gerakan Wahhabi yang bernama
“Jam’iyyah an Nur Wa al Iman al Khairiyyah al Islamiyyah”. Muhammad bin
Jamil Zainu dengan bangga menuliskan:
وهابي نسبة إلى الوهاب وهو اسم من أسماء الله
“Nama Wahhabi adalah disandarkan kepada nama al Wahhab, dan dia itu (al Wahhab) adalah salah satu dari nama-nama Allah”.
Kita Katakan kepada Jamil Zainu: “Bohong
ente mengatakan “Wahhabi” disandarkan kepada nama Allah “al Wahhab”,
yang benar adalah kata “Wahhabi” disandarkan kepada perintis gerakan
sesat, yaitu “Muhammad bin Abdul Wahhab”. Apa ente ngga tahu kalau dalam
bahasa Arab “nisbah” itu seringkali dipakai dengan disandarkan kepada “Mudlaf Ilayh”-nya???
Seperti kata/nama “Abd Qais”; maka nisbah-nya menjadi “Qaisy”. Dan
“nisbah” ini tidak harus hanya disandarkan kepada nama orang itu
sendiri, tapi terkadang juga biasa disandarkan kepada nama ayahnya, atau
nama kakeknya”.
Lainnya, yang menguatkan bahwa mereka
mengakui sebagai orang-orang Wahhabi, dan bahwa ajaran yang mereka
yakini sebagai ajaran Wahhabi; adalah mereka menamakan gerakan mereka
dengan “Gerakan Faham Wahhabiyyah” (al Harakah al Wahhabiyyah),
sebagaimana itu mereka tuliskan dalam buku-buku mereka, di antaranya
oleh salah seorang pemuka mereka bernama “Muhammad Khalil Harras”, yang
dengan bangga ia menuliskan judul karyanya dengan “al Harakah al
Wahhabiyyah” (“Gerakan Faham Wahhabiyyah”). Buku ini dicetak penerbit
Dar al Kutub al Arabi. Isi buku ini adalah pembelaan “mati-matian”
terhadap ajaran Wahhabi, penulisannya dengan bangga menamakan gerakan
ajaran Wahhabi dengan “ad Da’wah al Wahhabiyyah”, lihat di halaman 37.
Dengan demikian nama “Wahhabiyyah” telah
ditetapkan dan dibanggakan oleh para pemuka Wahhabi sendiri, yang itu
semua mereka ungkapkan dalam karya-karya mereka sendiri, karena itu
“ngga ngaruh” bila kemudian “kroco-kroco” Wahhabi mengingkari itu semua.
Lihat, perhatikan, dan terus waspada…
sebagian orang Wahhabi enggan memakai nama Wahhabi, tapi mereka lebih
memilih nama-nama yang yang “wah” untuk mengelabui orang-orang awam;
seperti “Salafi”, “Salafiyah”, “Anshar as Sunnah”, “Anshar at Tauhid”,
“Jama’ah at Takfir Wa al Hijrah”, “Jam’iyyah an Nur Wa al Iman”, “al
Jama’ah al Islamiyyah”, dan lain-lain. Bahkan sekolah-sekolah yang
mereka dirikan seringkali memakai nama-nama para sahabat terkemuka, atau
para Imam Madzhab; seperti “Utsman bin Affan”, “Umar bin Khattab”,
“Imam Syafi’i”, dan lainnya. Waspadalah…!!!(Sumber : Aswaja)
Perbedaan Antara Wahbiyyah dan Wahhabiyyah
Dongeng Populer Wahhabiyyah Rustumiyyah ini menceritakan tentang ajaran seorang yang bernama Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum [208 H/823 M] atau konon disebut dengan nama Wahhabi, dan di akhir cerita di vonis sesat oleh seorang Ulama bernama Al-Lakhmi
atau nama lengkap Ali bin Muhammad Al-Lakhmi [478 H/1085 M], adapun
bila ada kesamaan nama atau sebutan dalam dongeng tersebut hanyalah
sebuah kebetulan atau memang ada misi dibalik nama-nama tersebut, namun
nama-nama dan sebutan dalam dongeng populer ini tidak ada hubungan dengan Salafi-Wahhabi
dengan bermacam variannya, yang juga difatwakan sesat oleh Ulama Ahlus
Sunnah Waljama’ah seluruh dunia, karena Wahhabi yang difatwakan sesat
oleh Ulama Ahlus Sunnah sedunia adalah ajaran Syekh Muhammad bin Abdil
Wahhab At-Tamimi An-Najdi [1206 H/1791M], sekali lagi bahwa Wahhabi
dalam dongeng tersebut tidak ada hubungan apa pun dengan Wahhabi yang
beredar disekeliling kita sekarang ini atau yang sering menyebut diri
nya Salafi, mari kita ikuti dongeng populer ini sampai akhir, agar generasi kita tidak termakan oleh sebuah dongeng atau cerita yang tidak bisa dibuktikan kebenaran nya (semoga Allah menjaga kita semua dari fitnah Agama ini).
Begini Cerita nya ! Dongeng ini kami copas dari situs Syekh Salafi-Wahhabi, tapi ingat ini hanya sebuah dongeng ! harap baca sampai tuntas, agar tidak salah paham
Dongeng Wahhabiyyah Rustumiyyah
Salah seorang Dosen itu berkata: ”Sungguh hati kami sangat mencintai Kerajaan Saudi Arabia,
demikian pula dengan jiwa-jiwa dan hati-hati kaum muslimin sangat
condong kepadanya,dimana setiap kaum muslimin sangat ingin pergi kesana,
bahkan antara kami dengan kalian sangat dekat jaraknya. Namun sayang,
kalian berada diatas suatu Madzhab, yang kalau kalian tinggalkan tentu akan lebih baik, yaitu Madzhab Wahhabi.”
Kemudian Asy Syaikh dengan tenangnya
menjawab: ”Sungguh banyak pengetahuan yang keliru yang melekat dalam
pikiran manusia, yang mana pengetahuan tersebut bukan diambil dari
sumber-sumber yang terpercaya, dan mungkin kalian pun mendapat
khabar-khabar yang tidak tepat dalam hal ini.
Baiklah, agar pemahaman kita
bersatu, maka saya minta kepada kalian dalam diskusi ini agar
mengeluarkan argumen-argumen yang diambil dari sumber-sumber yang
terpercaya,dan saya rasa di Universitas ini terdapat Perpustakaan yang menyediakan kitab-kitab sejarah islam terpercaya .Dan juga hendaknya kita semaksimal mungkin untuk menjauhi sifat Fanatisme dan Emosional.”
Dosen itu berkata : ”saya setuju
denganmu, dan biarkanlah para Masyaikh yang ada dihadapan kita menjadi
saksi dan hakim diantara kita.
Asy Syaikh berkata : ”saya terima,
Setelah bertawakal kepada Allah, saya persilahkan kepada anda untuk
melontarkan masalah sebagai pembuka diskusi kita ini.”
Dosen itu pun berkata :”baiklah kita ambil satu contoh, ada sebuah fatwa yang menyatakan bahwa firqah Wahhabi adalah Firqah yang sesat. Disebutkan dalam kitab Al-Mi ’yar yang ditulis oleh Al Imam Al-Wansyarisi, beliau menyebutkan bahwa Al-Imam Al-Lakhmi pernah ditanya tentang suatu negeri yang disitu orang-orang Wahhabiyyun membangun sebuah masjid,”Bolehkan kita Sholat di Masiid yang dibangun olehorang-orang Wahhabi itu ??”maka Imam Al-Lakhmi pun
menjawab:”Firqah Wahhabiyyah adalah firqah yang sesat, yang masjidnya
wajib untuk dihancurkan, karena mereka telah menyelisihi kepada jalannya
kaum mu ’minin, dan telah membuat bid’ah yang sesat dan wajib bagi kaum
muslimin untuk mengusir mereka dari negeri-negeri kaum muslimin ”.
Dosen itu berkata lagi :”Saya rasa kita sudah sepakat akan hal ini, bahwa tindakan kalian adalah salah selama ini,”
Kemudian Asy Syaikh menjawab :
”Tunggu dulu..!! kita belum sepakat, lagipula diskusi kita ini baru
dimulai, dan perlu anda ketahui bahwasannya sangat banyak fatwa yang
seperti ini yang dikeluarkan oleh para ulama sebelum dan sesudah Al-Lakhmi, untuk itu tolong anda sebutkan terlebih dahulu kitab yang menjadi rujukan kalian itu !”
Dosen itu berkata: ”anda ingin saya membacakannya dari fatwanya saja, atau saya mulai dari sampulnya ??”
Asy Syaikh menjawab:”dari sampul luarnya saja.”
Dosen itu kemudian mengambil kitabnya dan membacakannya: ”Namanya adalah Kitab Al-Mi’yar,yang dikarang oleh Ahmad bin Muhammad Al-Wansyarisi. Wafat pada tahun 914 H dikota Fas, di Maroko.”
Kemudian Asy Syaikh berkata kepada salah seorang penulis di sebelahnya:”wahai syaikh, tolong catat baik- baik, bahwa Imam Al-Wansyarisi wafat pada tahun 914 H. Kemudian bisakah anda menghadirkan biografi Imam Al- Lakhmi ??”
Dosen itu berkata:”Ya,”kemudian dia
berdiri menuju salah satu rak perpustakaan, lalu dia membawakan satu juz
dari salah satu kitab-kitab yang mengumpulkan biografi ulama. Didalam kitab tersebut terdapat biografi Ali bin Muhammad Al-Lakhmi, seorang Mufti Andalusia dan Afrika Utara.
Kemudian Asy Syaikh berkata : ”Kapan beliau wafat?”
Yang membaca kitab menjawab: ”beliau wafat pada tahun 478 H”
Asy Syaikh berkata kepada seorang penulis tadi: ”wahai syaikh tolong dicatat tahun wafatnya Syaikh Al-Lakhmi ” kemudian ditulis.
Lalu dengan tegasnya Asy Syaikh
berkata : ”Wahai para masyaikh….!!! Saya ingin bertanya kepada antum
semua …!!! Apakah mungkin ada ulama yang memfatwakan tentang kesesatan
suatu kelompok yang belum datang (lahir) ???? kecuali kalau dapat
wahyu????”
Mereka semua menjawab :”Tentu tidak mungkin, Tolong perjelas lagi maksud anda !”
Asy syaikh berkata lagi : ”bukankah Wahhabi yang kalian anggap sesat itu adalah dakwahnya yang dibawa dan dibangun oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab ????
Mereka berkata : ”Siapa lagi???”
Asy Syaikh berkata:”Coba tolong perhatikan..!!! Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H, …
Nah,ketika Al-Imam Al-Lakhmi berfatwa seperi itu, jauh RATUSAN TAHUN lamanya syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab belum lahir. bahkan sampai 22 generasi keatas dari beliau sama belum yang lahir.apalagi berdakwah..
KAIF ??? GIMANA INI???
(Merekapun terdiam beberapa saat..)
Kemudian mereka berkata:”Lalu sebenarnya siapa yang dimaksud Wahhabi oleh Imam Al-Lakhmi tersebut ??” mohon dielaskan dengan dalil yang memuaskan, kami ingin mengetahui yang sebenarnya !”
Asy Syaikh pun menjawab dengan tenang : ”Apakah anda memiliki kitab Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya, yang ditulis oleh Al-Faradbil, seorang kebangsaan Perancis ?”
Dosen itu berkata:”Ya ini ada,”
Asy Syaikh pun berkata :”Coba tolong
buka di huruf “ wau” ..maka dibukalah huruf tersebut dan munculah
sebuah judul yang tertulis “ Wahhabiyyah”
Kemudian Asy Syaikh menyuruh kepada Dosen itu untuk membacakan tentang biografi firqah Wahhabiyyah itu.
Dosen itu pun membacakannya: ”Wahhabi atau Wahhabiyyah adalah sebuah sekte KHOWARIJ ABADHIYYAH yang dicetuskan oleh Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum Al-Khoriji Al- Abadhi,
Orang ini telah banyak menghapus Syari’at Islam, dia menghapus
kewajiban menunaikan ibadah haji dan telah terjadi peperangan antara dia
dengan beberapa orang yang menentangnya. Dia wafat pada tahun 197 H
dikota Thorat di Afrika Utara.
Penulis mengatakan bahwa firqah ini dinamai dengan nama pendirinya,
dikarenakan memunculkan banyak perubahan dan dan keyakinan dalam
madzhabnya. Mereka sangat membenci Ahlussunnah.
Setelah Dosen itu membacakan kitabnya Asy Syaikh berkata : ”Inilah Wahhabi yang dimaksud oleh imam Al-Lakhmi, inilah Wahhabi yang telah memecah belah kaum muslimin dan merekalah yang difatwakan oleh para ulama Andalusia dan Afrika Utara sebagaimana yang telah kalian dapati sendiri dari kitab-kitab yang kalian miliki. Adapun Dakwah yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang didukung oleh Al-Imam Muhammad bin Su’ud-Rahimuhumallah-,
maka dia bertentangan dengan amalan dakwah Khowarij, karena dakwah
beliau ini tegak diatas kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shollallahu
‘alaihi wa sallam yang shahih, dan beliau menjauhkan semua yang
bertentangan dengan keduanya, mereka mendakwahkah tauhid, melarang
berbuat syirik, mengajak umat kepada Sunnah dan menjauhinya kepada bid
’ah, dan ini merupakan Manhaj Dakwahnya para Nabi dan Rasul. (akhir dongeng)
Itulah dongeng lengkap yang sering diceritakan oleh para Syekh Salafi-Wahhabi kepada pengikut setia mereka, hati-hati jangan terjebak oleh dongeng ini …..!!!
BENARKAH CERITA ITU SEBUAH DONGENG ?
Dalam dongeng populer itu
menceritakan bahwa ajaran Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum
bernama Wahhabiyah nisbah kepada nama Abdul Wahhab, ternyata ajaran yang disebarkan oleh Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum itu bukan Wahhabiyyah ( الوهابيه ) tapi Wahbiyyah ( الوهبية ),
lalu kenapa juga ajaran nya disebut Wahbiyyah ? apakah Wahbiyyah itu
nisbah kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum ? nah tentu saja
bukan karena ajaran Wahbiyyah tersebut adalah nisbah kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi (38 H) [عبد الله بن وهب الراسبي]
[Lihat Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya- halaman 145], lalu pecah kepada
beberapa firqah, nah firqah nya Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum
di sebut Wahbiyyah Rustumiyyah (bukan Wahhabiyyah
Rustumiyyah), bahkan dalam kitab yang tersebut di atas (rujukan dalam
dongeng) sangat jelas bahwa Al-Lakhmi di tanyakan tentang kaum
Wahbiyyah, bukan tentang Wahhabiyyah, tetapi dalam dongeng disebutkan bahwa Al-Lakhmi ditanyakan tentang Wahhabiyyah, ini jelas-jelas tipuan dan pembodohan, simak penjelasan berikut ini :
Dalam kitab Tarikh Ibnu Khaldun juzuk II halaman 98, beliau berkata :
وكان يزيد قد أذل الخوارج ومهد البلاد فكانت ساكنة أيام روح ورغب في موادعة عبد الوهاب بن رستم وكان من الوهبية فوادعه
Perhatikan dari teks di atas : (ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻫﺒﻴﺔ)
dan adalah Abdul Wahhab bin Rustum sebagian dari “Wahbiyyah”
Maksudnya, Abdul Wahhab bin Abdirrahman
bin Rustum adalah pengikut Wahbiyyah bukan Wahhabiyyah, dan juga bukan
pendiri Wahbiyyah sehingga ada anggapan bahwa ajarannya bernama
Wahhabiyyah nisbah kepada namanya Abdul Wahhab, sungguh anggapan yang
sangat keliru, perbedaan antara Wahbiyyah dan Wahhabiyyah bagaikan
langit dan bumi, baik dari penulisan atau bacaannya, atau pun pada
nisbah dan ajarannya, tapi kemiripan penulisan tulisan dan bacaannya
membantu para Syekh Salafi-Wahhabi untuk menipu para simpatisan mereka,
maka tertipulah orang-orang yang hanya bisa melihat tapi tak mau
berpikir. (na’uzubillah)
Bahkan dalam Al-Mi’yaar al-Mu’rib wa
al-Jaami’ al-Mughrib ‘an Fataawaa Ifriiqiyyah wa al-Andalus wa
al-Maghrib juzuk 11 halaman 168 di tulis oleh Ahmad bin Yahya
Al-Wansyarisi (sebagaimana rujukan dalam dongeng di atas)
وسئل اللخمي عن قوم من الوهبية سكنوا
بين أظهر أهل السنة زمانا وأظهروا الآن مذهبهم وبنوا مسجدا ويجتمعون فيه
ويظهرون مذهبهم في بلد فيه مسجد مبني لأهل السنة زمانا ، وأظهروا أنه
مذهبهم وبنوا مسجدا يجتمعون فيه ويأتي الغرباء من كل جهة كالخمسين والستين ،
ويقيمون عندهم ، ويعملون لهم بالضيافات ، وينفردون بالأعياد بوضع قريب من
أهل السنة . فهل لمن بسط الله يده في الأرض الإنكار عليهم ، وضربهم وسجنهم
حتى يتوبوا من ذلك ؟
Perhatikan dari teks di atas : (ﻭﺳﺌﻞ ﺍﻟﻠﺨﻤﻲ ﻋﻦ ﻗﻮﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﻫﺒﻴﺔ)
“Dan Al-Lakhmi ditanyakan tentang satu kaum dari Wahbiyyah”
Maksudnya, Imam Al-Lakhmi ditanyakan tentang satu firqah dari Wahbiyyah, sementara dalam dongeng di atas disebutkan Al-Lakhmi ditanyakan tentang firqah Wahhabiyyah, sangat jelas ini tipuan belaka, Wahhabiyyah dalam penulisan bahasa Arab ber-tasydid pada (Ha) dan ada (Alif) di depan (Ha), sementara Wahbiyyah tulisan nya tidak ber-tasydid pada (Ha) dan tidak ada (Alif) di depan (Ha), maka fatwa Al-Lakhmi bukan tentang faham Wahhabiyyah, tapi tentang firqah Wahbiyyah, dan tidak ada hubungan antara Wahhabiyyah dan Wahbiyyah Rustumiyyah ibadhiyyah.
Dan dalam buku seorang sejarawan asal Perancis, sebagaimana rujukan dalam dongeng itu pula, yaitu Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya, yang ditulis oleh Al-Faradbil [1364 H/1945 M], lihatlah penyimpangan cerita itu dengan apa yang tersebut dalam buku rujukan nya, ini tulisan Al-Faradbil dalam buku nya :
وقد سموا أيضا الوهبيين نسبة إلى عبد الله بن وهب الراسبي ، زعيم الخوارج
“Dan sungguh mereka dinamakan Wahbiyyin (الوهبيين) karena dinisbahkan kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi, yang di tuduh sebagai Khawarij” [Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya- halaman 145].
Ternyata dalam buku Al-Faradbil juga tertulis Wahbiyyin, bukan Wahhabiyyin, dan dengan sharih disebutkan nisbahnya, Wahbiyyah atau Wahbiyyin bukan nisbah kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum sebagaimana dalam dongeng di atas, akan tetapi Wahbiyyah itu nisbah kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi.
Semakin terang benderang upaya makar para syekh Salafi-Wahhabi
hendak memutar balikkan fakta, sungguh tipuan yang hampir sempurna,
banyak trik yang telah mereka susupi dalam kitab, buku, situs dan blog
mereka, dan para pengikut mereka tidak pernah mempertanyakan atau
membuktikan kebenarannya, sikap para pengikut mereka yang hanya bisa
taqlid buta, semakin mendukung para syekh akan terus mempertahankan
taktik ini, (semoga membuka mata para pecinta dongeng itu).
Dan perhatikan nama-nama kitab Wahbiyyah berikut ini :
كتـاب ( تلخيص عقائد
الوَهْبِيَّة في نكتة توحيد خالق البرية ) * للشيخ إبراهيم بن بيحمان
اليسجني من علماء وادي مِيزَاب بالجزائر ( ت : 1232هـ / 1817م )
كتاب ( العقيدة الوَهْبِيَّة ) * للشيخ أبي مسلم ناصر بن سالم البَهْلانِي من علماء عُمَان ( ت : 1339هـ / 1920م )
كتاب ( دفع شبه الباطل
عن الإباضية الوَهْبِيَّة المحقة ) * للشيخ أبي اليقظان إبراهيم من علماء
وادي مِيزَاب بالجزائر ( ت : 1393هـ / 1973م )
Perhatikan, ini pengakuan dan pernyataan dari mereka sendiri bahwa faham mereka bernama “Wahbiyyah- الوَهْبِيَّة” bukan Wahhabiyyah,
semua mata pun bisa melihat dengan sangat jelas, hanya hati yang ingkar
yang masih mempertahankan cerita yang tidak bisa dibuktikan
kebenarannya, ketika cerita atau sejarah sudah tidak lagi sesuai dengan
fakta, maka pantaslah cerita itu masuk dalam kategori Dongeng,
silahkan saja bercerita, tapi bukan untuk di percaya, tapi seharusnya
seorang Ustadz tidak mengelabui murid-muridnya dengan cerita dusta,
apalagi setingkat Ustadz lulusan luar negeri, sungguh sangat
disayangkan. (semoga allah membuka mata mereka)
WAHHABI ADALAH NAMA AJARAN SYEKH MUHAMMAD IBNU ABDIL WAHHAB AT-TAMIMI AN-NAJDI
Berikut bukti pengakuan
dari Syaikh Wahhabi yakni Ibnu Baz dalam kitab Fatawa Nur ‘ala al-darb
pada soal yang ke 6 sebagai berikut :
س 6 – يقول السائل: فضيلة الشيخ، يسمي بعض الناس عندنا العلماء في المملكة العربية السعودية بالوهابية فهل ترضون بهذه التسمية؟ وما هو الرد على من يسميكم بهذا الاسم؟
“Soal ke 6 – Seseorang bertanya kepada
Syaikh : Sebagian manusia menamakan Ulama-Ulama di Arab Saudi dengan
nama Wahhabi [Wahhabiyyah], adakah antum ridha dengan nama tersebut ?
dan apa jawaban untuk mereka yang menamakan antum dengan nama tersebut
?”
Syaikh Ibnu Baz menjawab sebagai berikut :
الجواب: هذا لقب مشهور لعلماء التوحيد علماء نجد ينسبونهم إلى الشيخ الإمام محمد بن عبد الوهاب رحمة الله عليه
“Jawab : Penamaan tersebut masyhur untuk Ulama Tauhid yakni Ulama Nejed [Najd], mereka menisbahkan para Ulama tersebut kepada Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhab.
dan bahkan Ibnu Baz memuji nama tersebut, ia berkata :
فهو لقب شريف عظيم
“Nama itu (Wahhabiyah) adalah panggilan yang sangat mulia dan sangat agung”.
Sungguh pengakuan yang sangat jujur yang seharusnya dimiliki oleh semua Syekh Salafi-Wahhabi, kenapa harus main curang kalau memang yakin dengan kebenaran dakwah Wahhabi
? lagi pula kebenaran dan kesesatan bukan pada sebuah nama atau
julukan, justru kebohongan yang semakin lama semakin banyak Nampak ke
permukaan, akan membuat para penggemar Salafi-Wahhabi kecewa, ketika mereka tau ternyata Wahhabi bukan bermanhaj Salaf.
KESALAHAN PARA SYEKH SALAFI-WAHHABI DALAM DONGENG INI
MISI DIBALIK DONGENG INI
Siapa pun bisa menebak apa misi di balik trik ini, trik yang sudah terlalu sering digunakan oleh para Syekh Wahhabi Saudi,
walaupun trik ini kelihatan sangat super bodoh tapi tetap mereka
pertahankan, karena sangat efektif mempengaruhi orang bodoh (awam),
ideologi bodoh itu sangat ilmiah dan masuk akal di kalangan orang bodoh,
tapi orang yang berpendidikan pasti bisa melihat apa maksudnya dongeng
itu ? dia pasti bisa merasakan ada sesuatu di balik cerita yang tidak
ada manfaat itu, dan bahkan sangat jelas dalam dongeng itu pun telah
ada pembelaan terhadap ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab,
kemiripan sebuah nama, mereka gunakan untuk menutupi kesesatan ajaran
mereka, agar orang buta bertambah gelap dalam kebutaan nya, dan
menyangka itulah Wahhabi sesungguhnya yang difatwakan sesat oleh ulama
Ahlus Sunnah, dan ajaran sesat Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab pun terlepas dengan hanya sebuah dongeng belaka (na’uzubillah min dzalik).
FATWA ULAMA AHLUS SUNNAH WALJAMA’AH TENTANG AJARAN SYEKH MUHAMMAD BIN ABDIL WAHHAB AT-TAMIMI
Al-Imam Ibn Abidin Al-Hanafi berkata :
Keterangan tentang pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab,
kaum Khawarij pada masa kita. Sebagaimana terjadi pada masa kita, pada
pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar dari Najd dan berupaya keras
menguasai dua tanah suci. Mereka mengikuti madzhab Hanabilah. Akan
tetapi mereka meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin, sedangkan orang
yang berbeda dengan keyakinan mereka adalah orang-orang musyrik. Dan
oleh sebab itu mereka menghalalkan membunuh Ahlussunnah dan para ulamanya
sampai akhirnya Allah memecah kekuatan mereka, merusak negeri mereka
dan dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada tahun 1233 H. (Hasyiyah
Raddul Muhtar ‘ala Ad-Durr al-Mukhtar-juzuk 4- halaman 262).
Al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid Al-Hanbali An-Najdi berkata :
Abdul Wahhab bin Sulaiman At-Tamimi An-Najdi, adalah ayah pembawa dakwah Wahhabiyah,
yang percikan apinya telah tersebar di berbagai penjuru. Akan tetapi
antara keduanya terdapat perbedaan. Padahal Muhammad (pendiri Wahhabi)
tidak terang-terangan berdakwah kecuali setelah meninggalnya sang ayah.
Sebagian ulama yang aku jumpai menginformasikan kepadaku, dari orang
yang semasa dengan Syaikh Abdul Wahhab ini, bahwa beliau sangat murka
kepada anaknya, karena ia tidak suka belajar ilmu fiqih seperti para
pendahulu dan orang-orang di daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat
tidak baik tentang anaknya pada masa yang akan datang. Beliau selalu
berkata kepada masyarakat, “Hati-hati, kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad.”
Sampai akhirnya takdir Allah benar-benar terjadi. Demikian pula putra
beliau, Syaikh Sulaiman (kakak Muhammad bin Abdul Wahhab), juga
menentang terhadap dakwahnya dan membantahnya dengan bantahan yang baik
berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu
alaihi wa sallam. Syaikh Sulaiman menamakan bantahannya dengan judul Fashl al-Khithab fi al-Radd ‘ala Muhammad bin Abdul Wahhab.
Allah telah menyelamatkan Syaikh Sulaiman dari keburukan dan tipu daya
adiknya meskipun ia sering melakukan serangan besar yang mengerikan
terhadap orang-orang yang jauh darinya. Karena setiap ada orang yang
menentangnya, dan membantahnya, lalu ia tidak mampu membunuhnya secara
terang-terangan, maka ia akan mengirim orang yang akan menculik dari
tempat tidurnya atau di pasar pada malam hari karena pendapatnya yang
mengkafirkan dan menghalalkan membunuh orang yang menyelisihinya.
(As-Suhub Al-Wabilah ‘ala Dharaih Al-Hanabilah-halaman 275).
Al-Imam Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan Asy-Syafi’I Al-Makki :
Sayyid Abdurrahman al-Ahdal, mufti Zabid berkata: “Tidak perlu menulis bantahan terhadap Ibnu Abdil Wahhab.
Karena sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam cukup sebagai bantahan
terhadapnya, yaitu “Tanda-tanda mereka (Khawarij) adalah mencukur rambut
(maksudnya orang yang masuk dalam ajaran Wahhabi, harus mencukur
rambutnya)”. Karena hal itu belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari
kalangan ahli bid’ah. (Fitnah Al-Wahhabiyah, halaman. 54).
Al-Imam Ahmad bin Muhammad As-Shawi Al-Maliki :
Ayat ini turun mengenai orang-orang Khawarij, yaitu mereka yang mendistorsi penafsiran al-Qur’an dan Sunnah, dan oleh sebab itu mereka menghalalkan darah dan harta benda kaum Muslimin sebagaimana yang terjadi dewasa ini pada golongan mereka, yaitu kelompok di negeri Hijaz yang disebut dengan aliran Wahhabiyah,
mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat),
padahal merekalah orang-orang pendusta. (Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir
al-Jalalain- juzuk 3- halaman 307).
Pandangan Ulama empat madzhab di atas sangat jelas untuk ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab At-Tamimi An-Najdi yang bernama Wahhabi, bukan untuk ajaran Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum atau Firqah Wahbiyyah Rustumiyyah Ibadhiyyah.
KESIMPULAN
~ Firqah yang difatwakan sesat oleh
Al-Lakhmi dalam dongeng adalah ajaran yang dinisbahkan kepada Abdul
Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum yang bernama Wahhabiyyah, tapi
kenyataan nya dalam rujukan kitab itu, bukan bernama Wahhabiyyah tapi
Wahbiyyah.
~ Wahbiyyah bukan nisbah kepada Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum, tapi nisbah kepada Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi.
~ Wahbiyyah dan Wahhabiyyah adalah dua nama untuk dua ajaran yang berbeda dan masa berbeda.
~ Wahhabi atau Wahhabiyyah yang
telah difatwakan sesat oleh Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah semua
Madzhab, sejak kemunculan nya sampai sekarang adalah ajaran Syekh
Muhammad bin Abdil Wahhab At-Tamimi An-Najdi, dan tidak ada hubungan
dengan fatwa Al-Lakhmi.
~ Ada misi di balik dongeng
tersebut, mereka ingin membela ajaran Syekh mereka dengan cara berdusta
dan membodohi para pengikut setia mereka, dan mengalihkan semua Fatwa
Ulama hlus Sunnah Waljama’ah kepada ajaran lain yang hampir serupa nama
nya dalam penulisan dan bacaannya.
~ Fatwa Ulama Ahlus Sunnah seluruh
Madzhab, ditujukan kepada ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab
An-Najdi, yakni ajaran Salafi-Wahhabi.
~ Wahhabi dalam dongeng tersebut tidak ada hubungan dengan Salafi-Wahhabi, bukan sebagai bukti sesat nya atau tidak sesatnya.
~ Wahhabi yang sesungguhnya hanya
ada satu yakni ajaran Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab At-Tamimi
An-Najdi, karena ajaran Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum tidak
pernah dinamakan dengan nama Wahhabi kecuali hanya dalam dongeng itu
saja.
~ Hati-hati membaca dongeng, jangan sampai anda termakan dan menjadi korban sebuah dongeng, apalagi dongeng dalam masalah Agama.
Semoga tulisan ini menjadi ilmu bagi
penulis dan pembaca semua, dan juga kepada siapa pun yang pernah
termakan oleh dongeng itu, Wallahul muwaffiq ila aqwamit thoriq, amiin…
(Sumber: aswaja.webnode.com)
Wahhabi Mazhab ke lima ? (Menjawab Tuduhan).
|
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ConversionConversion EmoticonEmoticon